Menjadi petani harus peka terhadap perkembangan teknologi karena melalui penerapan teknologi yang tepat, dengan lahan yang terbatas bisa dicapai hasil produksi yang optimal.
Timan, petani asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara termasuk yang paling “getol” mengikuti perkembangan teknologi di bidang pertanian. Semua petunjuk teknik terbaru yang didapatnya dari penyuluh pertanian selalu dicoba untuk diterapkan di lahannya.
Karenanya, meski hanya berlatar belakang pendidikan sekolah dasar, pria yang bertempat tinggal di Kelurahan Hutabalang, Kecamatan Badiri ini amat menguasai kegiatan bercocok tanam padi dengan teknologi terkini. Salah satu teknologi yang secara konsisten diterapkannya dan membawanya mendapatkan hasil panen yang memuaskan adalah sistem tanam jajar legowo.
Sesuai arahan Silitonga, penyuluh pertanian yang selalu menjadi narasumbernya, ia menerapkan sistem jajar legowo dengan jalur menghadap matahari terbit (dari timur ke barat), disertai pemupukan berimbang dan dilakukan pengendalian hama dengan pola pengendalian hama terpadu (PHT). Tidak hanya itu, ia juga melakukan penanganan panen dan pasca panen dengan baik.
Timan melakukan pemupukan sesuai anjuran yaitu pupuk urea 250 kg/ha, pupuk NPK Ponska 100 kg/ha, pupuk SP 36 100 kg/ha. Dengan menerapkan sistem jajar legowo produktivitas tanaman padinya dirasakan memuaskan yakni kini bisa mencapai 7,5 ton gabah per hektar dari sebelumnya yang hanya 3,8 ton per hektar.
Dipercaya menjadi Ketua Kelompok Tani Setia Kawan, Timan pernah mendapat kesempatan menjadi peserta “Pelatihan dan Pembinaan Petani Penangkar Benih Padi Bersertifikat” di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dilaksanakan oleh BPTP Sumatera Utara serta mengikuti Pertemuan Kemitraan dengan Penangkar Benih Padi di UPT Balai Benih Induk Murni Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dengan mengikuti pelatihan dan pertemuan kemitraan tersebut wawasan Timan di bisnis pertanian pun kian meningkat.
Mengajak Meniru
Kesuksesan tak diraihnya sendirian, Timan tak pernah bosan mengajak anggota kelompoknya untuk meniru menerapkan sistem penanaman jajar legowo. Keberhasilan Timan rupanya dapat menjadi daya tarik bagi petani lainnya, sehingga dengan penuh kesadaran kian banyak petani yang mengikuti jejaknya menerapkan sistem jajar legowo.
Di saat petani di daerah lain masih sulit untuk menerapkan sistem jajar legowo, anggota kelompoknya yang berjumlah 78 orang kini 75 persen sudah mau menerapkan sistem jajar legowo.
Timan yang terpilih menjadi Petani Berprestasi tahun 2014 ini diam-diam ternyata juga mampu menciptakan sendiri alat tanam sistem jajar legowo 4:1. Penggunaan alat tanam terbuat dari kayu ini memudahkan Timan melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo.
Belakangan berbekal pelatihan dan pembinaan yang diperolehnya, Timan telah berhasil menjadi penangkar benih. Ia mampu mengajak 60 orang petani anggota kelompoknya untuk menjadi penangkar benih di lahan seluas 50 ha dengan produksi mencapai 150 ton benih padi. Dengan melakukan penangkaran padi, keuntungan Timan dan anggota kelompoknya dalam berusahatani padi meningkat, karena harga padi penangkar dapat mencapai Rp 4.200,-/kg, sedangkan harga padi konsumsi hanya Rp. 3.700,-/kg.
Timan dikenal rajin mengumpulkan anggota kelompoknya untuk melaksanakan musyawarah anggota yang dihadiri oleh PPL, KCD, Lurah, P3A dan Petugas Pengamat Hama dan Penyakit. Dalam musyawarah tersebut ditetapkan kesepakatan jadwal tanam, varietas yang digunakan, pelaksanaan gropyokan sebelum tanam dan pembersihan saluran irigasi. Hasil musyawarah selanjutnya ditandatangani oleh lurah, ketua kelompok tani dan penyuluh Pertanian, dan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat tani. Ira
Sumber: m.tabloidsinartani.com
Sumber: m.tabloidsinartani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar