Pengertian Jajar Legowo
Sistem tanam jajar legowo (Jarwo)
adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua
atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah ‘Legowo” diambil
dari bahasa Jawa, yaitu berasal dari kata “lego” berart luas dan “dowo” berarti
memanjang.
Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki
beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman (dua atau lebih)
dan baris kosongnya (setengah lebar dikanan dan dikirinya) disebut satu unit
legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1,
sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1), dan
seterusnya.
Pada awalnya tanam jajar legowo
umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit, atau
kemungkinan terjadinya keracunan besi. Jarak tanam dua baris terpinggir pada
tiap unit legowo lebih rapat daripada baris yang ditengah (setengah jarak tanam
baris yang ditengah), dengan maksud untk mengkompensasi populasi tanaman pada
baris yang dikosongkan. Pada baris kosong diantara unit legowo, dapat dibuat
parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan
tingkat keracunan besi pada tanaman padi
atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda)
Sistem tanam legowo kemudian
berkembang untuk m endapatkan hasil panen yang lebih tinggi dibanding sistem
tegel melalui penambahan populasi. Selain itu juga mempermudah pada saat
pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga pada saat pemupukan.
Pada Penerapannya, perlu
diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika
tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanam sisipa hanya pada
baris pinggir (legowo tipe 2). Hal ini dilakukan untuk mencgah kerebahan
tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang
subur, maka tanaman sisipan data dilakukan pada seluruh barisan tanaman, baik
baris pinggir maupun tengah (legowo tipe 1) saat ini sistem legowo sudah mulai
banyak diadopsi oleh petani Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan
manfaat dan keuntungannya dengan menggunakan teknik tersebt. Dengan sistem
tanam legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan yang pada gilirannya
diperoleh peningkatan hasil gabah.
Prinsip Tanam Jajar Legowo
Sistem legowo adalah suatu
rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000
perhektar. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi tanaman,juga
mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara diseliling tanaman
pinggir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik
Selain itu, tanaman yang berada
dipinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah
yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang
terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara
optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.
Penerapan sistem tanam legowo
disarankan menggunakan jarak tanam (25 x 25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5
cm jarak dalam baris, dan 50 cmsebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis
(25 x 12,5 x 50)cm. hindarkan penggunaan jarak tanam yang sangat rapat misalnya
20 x 20 cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit. Pada
kesempatan penulisan ini dibatasi pada penerapan sistem tanam legowo 2:1
dan 4:1 baik untuk tipe 1 maupun tipe 2
1. Legowo 2:1
Sistem tanam
legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman perhektar sebanyak 213.300
rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibandingkan pola tanam tegel
(25x25)cm yang hanya 160.000 rupun/ha, dengan pola tanam ini, seluruh barisan
tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
2. Legowo 4:1
Tipe 1
Sistem tanam
legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat
tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang
subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan
peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25)cm.
Tipe 2
Sitem tanam legowo
4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman
sisipan pada kedua barisan pinggir. Populasi tanaman 192.712 ±
4269 rumpun /hektar dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20, 44%
dibanding pola tegel (25x25)cm. pola inin cocok diterapkan pada lokasi dengan
tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan oleh hara tanaman
lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan
resiko kerebahan selama pertumbuhan.
Keuntungan Jajar Legowo
Menurut Sembiring (2001), sistem
tanam legowo merupakan salah satu komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sitem tanam lainnya yang
memiliki keuntungan sebagai beriku:
Terdapat ruang terbuka yang lebih
lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya
matahari masuk kesetiap rumpun tanaman padi sehingga mendapatkan aktivitas fotosintesis
yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman.
1. Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam
pengelolaan usaha taninya seperti : pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaak
pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Disamping jug lebih mudah dalam
mengendalikan hama tikus.
2. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk
setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman
akibat peningkatan populasi
3. Sistem tanam berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan
sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan dan
bebek)
4. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10 – 15%
Daftar Pustaka:
Sembiring H., 2001., Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera
Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian., Sumatera Utara.
Badan Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Utara., 2013., Sistem Tanam Legowo., BPTP sumatera Utara.
Ditulis Oleh: Khasril Atrisiandy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar