18 Desember 2014

Sistem Tanam Jajar Legowo


Pengertian Jajar Legowo
Sistem tanam jajar legowo (Jarwo) adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah ‘Legowo” diambil dari bahasa Jawa, yaitu berasal dari kata “lego” berart luas dan “dowo” berarti memanjang.
Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar dikanan dan dikirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1), dan seterusnya.

Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit, atau kemungkinan terjadinya keracunan besi. Jarak tanam dua baris terpinggir pada tiap unit legowo lebih rapat daripada baris yang ditengah (setengah jarak tanam baris yang ditengah), dengan maksud untk mengkompensasi populasi tanaman pada baris yang dikosongkan. Pada baris kosong diantara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi  pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda)

Sistem tanam legowo kemudian berkembang untuk m endapatkan hasil panen yang lebih tinggi dibanding sistem tegel melalui penambahan populasi. Selain itu juga mempermudah pada saat pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga pada saat pemupukan.

Pada Penerapannya, perlu diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanam sisipa hanya pada baris pinggir (legowo tipe 2). Hal ini dilakukan untuk mencgah kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang subur, maka tanaman sisipan data dilakukan pada seluruh barisan tanaman, baik baris pinggir maupun tengah (legowo tipe 1) saat ini sistem legowo sudah mulai banyak diadopsi oleh petani Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan manfaat dan keuntungannya dengan menggunakan teknik tersebt. Dengan sistem tanam legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan yang pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah.

Prinsip Tanam Jajar Legowo
Sistem legowo adalah suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 perhektar. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi tanaman,juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara diseliling tanaman pinggir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik

Selain itu, tanaman yang berada dipinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.

Penerapan sistem tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25 x 25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris, dan 50 cmsebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis (25 x 12,5 x 50)cm. hindarkan penggunaan jarak tanam yang sangat rapat misalnya 20 x 20 cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit. Pada kesempatan penulisan ini dibatasi pada penerapan sistem tanam legowo 2:1 dan 4:1 baik untuk tipe 1 maupun tipe 2

1.       Legowo 2:1
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman perhektar sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibandingkan pola tanam tegel (25x25)cm yang hanya 160.000 rupun/ha, dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.


2.       Legowo 4:1
Tipe 1
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25)cm.
Tipe 2
Sitem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan pinggir. Populasi tanaman 192.712 ± 4269 rumpun /hektar dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20, 44% dibanding pola tegel (25x25)cm. pola inin cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan oleh hara tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.


Keuntungan Jajar Legowo
Menurut Sembiring (2001), sistem tanam legowo merupakan salah satu komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sitem tanam lainnya yang memiliki keuntungan sebagai beriku:
Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya matahari masuk kesetiap rumpun tanaman padi sehingga mendapatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman.
1.   Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan usaha taninya seperti : pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaak pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Disamping jug lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus.
2.  Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi
3.       Sistem tanam berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan dan bebek)
4.       Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10 – 15%
Daftar Pustaka:
Sembiring H., 2001., Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian., Sumatera Utara.

Badan Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara., 2013., Sistem Tanam Legowo., BPTP sumatera Utara.
Ditulis  Oleh: Khasril Atrisiandy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar