18 September 2014

Tanggung Jawab Burung

**Oleh : Khasril Atrisiandy

Selepas Subuh pagi tadi saya melihat seekor burung keluar dari sangkarnya, kemudian terdengar cicitan anak-anak burung yang ditinggal induknya yang terbang entah kemana…

Masih memperhatikan sangkar butung itu, Tak lama kemudian saya melihat burung yang keluar  tadi kembali  masuk kedalam sangkarnya dan terdengar cicitan anak-anak burung tadi semakin ramai, mungkin siinduk pulang kesangkar dengan membawa makanan bagi anak-anaknya… memang begitu adanya….

Hikmah yang dapat saya ambil melihat kejadian dipagi hari nan sejuk dan indah ini adalah suatu pembelajaran…yaitu tanggung jawab…ketika seekor Binatang yang berwujud burung pun ternyata memilik tanggung jawab, baik terhadap diri, anak-anaknya dan keluarganya….

Binatang dikaruniai Tuhan Yang Maha ESa berupa Otak….sama dengan kita, Manusia…. Selain otak, binatang juga dikarunia Tuhan YME berupa insting….sama dengan Kita, Manusia juga memiliki insting…lalu apa bedanya antara binatang dengan kita….
Banyak sekali, Binatang bukanlah makhluk yang sempurna..krn manusia adalah sesempurnanya makhluk ciptaan Tuhan YME…Binatang hanya memiliki Otak dan dikarunia insting, sedangkan manusia selain memiliki otak juga dikarunia Akal dan fikiran juga insting…

Tentang tanggung jawab, sejatinya binatang tidaklah memilikinya, itu adalah insting atau naluri…binatang melakukannya karena memang sudah sejatinya hal yang sedemikian itu dilakukannya, tidak semua bintang melakukan hal yang sama, krn setiap jenis dan spesies binatang mempunyai insting atau naluri yang berbeda…so, tidak ada kata atau sebutan, Binatang yang bertanggung jawab atau jadilah “Binatang yang bertanggung jawab” :)
Burung adalah Binatang…

Tentang Tanggung jawab, jika tidak ada lagi darimana kita harus belajar atau untuk mendapatkan pembelajaran…setidaknya sepaling buruknya mungkin tak mengapa kita belajar dari burung tersebut….
Apa saja yang dapat kita pelajari dan mengambil hikmahnya? Mungkin banyak, diantaranya: 

  1. Jika burung saja bisa  membangun sangkar, tempat bagi diri dan anak-anaknya bernaung, dari panas dan hujan…walaupun hanya dengan bekal insting yang dimilikinya, dan itu harus, dan dia mampu….bagaimana dengan kita…??mampukah kita mengusahakan untuk membangun rumah untuk tempat bernaung diri kita, isteri dan anak-anak kita atau keluarga kita...??
  2. Jika burung saja  mampu melindungi anak-anaknya dengan memberikan nafkah, pulang dan pergi  utk mencari makanan dan membawa kembali kesangkarnya demi anak-anaknya…dilakukannya terus menerus, sampai anak-anakya bisa terbang dan mampu mandiri menacari makan sendiri…so, bagaimana dengan kita…?? mampukah kita berusaha memberi nafkah keluarga, isteri dan anak-anak kita…tanpa harus meminta-minta, menipu, tanpa harus mencuri, merampok, korupsi ataupun mencari nafkah dgn cara yg tidak halal …???
yang paling mengesankan, Ketika melakukan itu semua, burung tidak pernah mengeluh, atau mungkin ia mengeluh Cuma krn kita saja yang tak pernah bisa mengerti bahasanya, mungkin ia mengeluh, Cuma suara keluhannya masih terdengar merdu melalui kicauannya dan membuat telinga kita senang mendengarnya…kicauan, mungkin keluhan siburungpun tak pernah mengganggu bagi makhluk yg lain, termasuk kita, manusia…

Lantas, bagaimana dengan kita ketika melakukan itu semua..??kita mungkin mengeluh…terkadang keluhan kita dapat mengganggu makhluk yang lain, tidak sesama manusia saja bahkan mungkin binatang dan tumbuhan… :)..padahal…jika kita ingin mengeluh, dan suara keluhan kita terasa merdu, seperti burung :) maka, bentangkanlah sajadah, beribadahlah dan berceritalah dan mengeluhlah kepada Allah SWT…mungkin, keluhan itu akan terdengar merdu bagi kita, bagi orang lain dan bagi makhluk yang lain :)

Kawan….tentang tanggung jawab, ketika kita blank, tidak mampu melakukannya, sudah seharusnya kita belajar dari Binatang, yakni seekor Burung….jika kita sudah tak mampu belajar, mengambil pembelajaran, memetik hikmah dari pelajaran “tanggung jawab” dari manusia yang lain…hilangkanlah ego diri sebagai manusia, untuk esok dipagi hari, subuh, pandanglah kepepohonan, jika disana ada sangkar burung, maka pandanglah, lihatlat, anda mungkin beruntung, jika sangkar itu masih ada burungnya…jika sangkar itu kosong, maka, mungkin anda akan mendapatkan pembelajaran yang lain…
Kiranya kita semua mendapatkan hikmah dari semua keadaan, dan hidayah dari suatu pembelajaran…
Semoga bermanfaat..


Medan, 18 September 2014

**Penulis adalah Penyuluh Pertanian pada BPTP Sumatera Utara

Images from : http://www.indiavisitinformation.com/romantic-poetry/B/birds-nest.shtml



Tidak ada komentar:

Posting Komentar