Pada umumnya orang-orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang memang lezat, tetapi juga karena ada alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya. Dan faktor khasiat dan manfaat inilah yang menjadi prioritas konsumen jamur. Tujuannya tentu saja demi kesehatan tubuh atau hal lain yang berkaitan dengan vitalitas. Tidaklah mengherankan jika berbagai jenis jamur kini menjadi bagian dari menu favorit di sejumlah rumah makan.
Sedangkan kalori yang dikandung jamur adalah 100kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Jamur juga kaya akan vitamin, di antaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di Massachusetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. "Pleurotus ostreatus" Senada dengan penelitian tersebut, secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang bernama latin Pleurotus ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai oyster mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.
Jamur tiram, di Jepang dikenal dengan sebutan hiratake, mengandung protein 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. Menurut penelitian, kandungan logam yang ada pada jamur tiram masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, di mana 100% sayuran mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Selain itu, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (antivirus), dan antikanker. Nilai tambah lainnya, jamur tiram mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang enak pula.
Dari penelitian lain yang dilakukan Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59%, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen. Untuk tiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C.
Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.
Kalau kita bandingkan dengan daging ayam yang kadungan proteinnya hanya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, sedangkan karbohidratnya 0,0 gram, dan vitamin C nya 0,0 gram, kandungan gizi jamur tiram masih lebih komplet tentunya. Sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur tiram maupun jamur pada umumnya merupakan bahan pangan masa depan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah dilakukan studi pada sebuah group dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram dikatakan mempunyai efek antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.
Sementara Sejak tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur. Beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans yang mempunyai efek positif sebagai antitumor, anti kanker, anti virus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Beta-D-glucans yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada krim, salep, suspensi, atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini ternyata sudah digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), di mana konsentrasinya 0,5-2 persen. Mekanismenya adalah dengan cara mengikat air sehingga kulit menjadi lembap dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total.
Jamur tiram, di Jepang dikenal dengan sebutan hiratake, mengandung protein 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. Menurut penelitian, kandungan logam yang ada pada jamur tiram masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, di mana 100% sayuran mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Selain itu, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (antivirus), dan antikanker. Nilai tambah lainnya, jamur tiram mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang enak pula.
Dari penelitian lain yang dilakukan Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59%, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen. Untuk tiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C.
Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.
Kalau kita bandingkan dengan daging ayam yang kadungan proteinnya hanya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, sedangkan karbohidratnya 0,0 gram, dan vitamin C nya 0,0 gram, kandungan gizi jamur tiram masih lebih komplet tentunya. Sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur tiram maupun jamur pada umumnya merupakan bahan pangan masa depan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah dilakukan studi pada sebuah group dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram dikatakan mempunyai efek antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.
Sementara Sejak tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur. Beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans yang mempunyai efek positif sebagai antitumor, anti kanker, anti virus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Beta-D-glucans yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada krim, salep, suspensi, atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini ternyata sudah digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), di mana konsentrasinya 0,5-2 persen. Mekanismenya adalah dengan cara mengikat air sehingga kulit menjadi lembap dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar