15 September 2014

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH PERTANIAN MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI)


**Oleh : Khasril Atrisiandy

I.         PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang  
Seiring dengan perubahan global, dimana sector pertanian mengalami dinamika yang luar biasa. Tantangan kegiatan penyuluhan di lapangan semakin  berat, sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa berperan dengan baik akan semakin ditinggalkan oleh penguna tradisionalnya.
Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke desa-desa. Dalam era baru pertanian, penyuluh lapangan dituntut memiliki fungsi paling tidak dalam tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 

Kondisi kemiskinan di masyarakat yang mayoritas adalah penduduk perdesaan yang mata pencahariannya di sector pertanian masih dijadikan sebagai indicator keberhasilan penyuluh dalam melaksanakan tugas. Belum lagi rendahnya produktivitas padi di tingkat petani yang hanya rata-rata 5,5 ton/ha, sedangkan hasil penelitian menunjukan 7-8 ton/ha. Banyak permasakahan dilapangan yang semuannya seakan menjadi tanggung jawab penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.
Permasalahan lain seperti perubahan iklim, diversifikasi pangan, kemandirian petani juga tidak terlepas dari peran seorang penyuluh di lapangan. Peran ini semakin jelas setelah komitmen pemerintah melalui Kementerian Pertanian menetapkan kesepakatan kinerja dengan menetapkan  empat Kunci Sukses, yaitu: (1) swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) diversifikasi pangan, (3) nilai tambah, daya saing dan ekspor dan (4) kesejahteraan petani. Empat tujuan pembanguanan pertanian ini merupakan output yang harus dicapai oleh berbagai kegiatan penyuluhan di lingkup Kementerian Pertanian.
            Penyuluhan pertanian mempunyai peranan sangat strategis dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam mengembangkan kopentensi pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian. Melalui peran penyuluh diharapkan masyarakat pertanian sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi, teknologi, dan sumber daya yang dimiliki sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan. Fungsi kegiatan penyuluhan pertanian salah satunya adalah membantu pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian dalam menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapinya dalam mengelola sumber daya yang ada. Untuk itu dalam mewujudkan tujuan pembangunan pertanian yang semakin berat diperlukan penyuluh yang handal dan professional (Kartono, 2012)

a)        Pengembangan SDM Penyuluh Pertanian
Model Penyuluhan Pertanian ke depan harus berorientasi kepada Pengembangan SDM, sebagai faktor penentu dan terselenggaranya kegiatan pembangunan.  Penyuluhan Pertanian selama ini menunjukkan hasil yang belum maksimal, karena sering mengabaikan aspek manusia, sebagai pelaku utama dan penggerak bergulirnya roda pembangunan.  Menurut Gilley (1992) pengembangan manusia (Human Development) adalah pemantapan keterampilan dan kompetensi, dan peningkatan tingkah laku manusia dalam organisasi untuk kegunaan personal dan professional (individual development), komitmen terhadap pemantapan profesi dalam organisasi (career development), dan peningkatan performansi agar kelembagaan bisa lebih menguntungkan, lebif efisien, lebih efektif, dan memperbesar keuntungan (organizational development).  Menurut Rao (1996) Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kunci pembangunan melalui peningkatan produktivitas, dengan pengembangan aktivitas (perencanaan, kebijakan, program, penataan struktur dan mekanisme)
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah bagaimana upaya mengembangkan manusia di dalam organisasi.  Lebih lanjut dia mendefinisikan bahwa Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah pengorganisasian kegiatan belajar yang diatur dalam suatu organisasi sebagai upaya peningkatan performansi dan pertumbuhan kepribadian dengan tujuan meningkatkan kualitas pekerjaan, individu dan organisasi. (Gilley, 1992).   Senada denagan itu Lagan (1989) mendefinisikan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai integrasi penggunaan pelatihan dan pengembangan, pengembangan organisasi, dan pengembangan karir sebagai upaya peningkatan efektifitas  individu, kelompok, dan organisasi.
Pengembangan manusia (Human Development) adalah pemantapan keterampilan dan kompetensi, dan peningkatan tingkah laku manusia dalam organisasi untuk kegunaan personal dan professional (individual development), komitmen terhadap pemantapan profesi dalam organisasi (career development), dan peningkatan performansi agar organisasi bisa lebih menguntungkan, lebif efisien, lebih efektif, dan memperbesar keuntungan (organizational development). (Gilley,1992)
Konsepsi Sumberdaya Manusia meliputi: (a) Human Resource Utilization:  adalah bagaimana penempatan dan penggunaan SDM dalam organisasi, (b) Human Resource Planning and Forecasting: adalah bagaimana peramalan (fore casting) SDM masa yang akan datang dan perencanaan dalam recruitment, seleksi, pelatihan, dan  penyempurnaan karir,  (c) Human Resource Development: persiapan melalui kegiatan pembelajaran pada pekerjaan sekarang (training) dan tugas pekerjaan yang akan datang (development) sebagaimana juga peningkatan kemampuan individu (education). 
Misi Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah : (a) Menyediakan pengembangan individu yang terfokus pada peningkatan performansi sehubungan dengan tugas sekarang; (b) Menyediakan pengembangan karir yang terfokus pada peningkatan performansi yang berhubungan dengan tugas yang akan datang; dan (c) pengembangan organisasi yang akan mengoptimalkan pengunaan potensi manusia dan peningkatan performansi manusia yang diukur melalui peningkatan kompetensi organisasi dan keuntungan.
Menurut Lync dalam Jatnodiprodjo (1996) Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai tenaga kerja (manpower development) dilakukan dengan menyediakan peluang (opportunity) bagi tenaga kerja untuk memotivasi mereka memiliki kemampuan sehingga berhasil menang dalam merebut peluang.  Rosenswig dalam Stolovitch (1992) menyatakan bahwa di negara berkembang pemberdayaan dan pembangunan kapasitas lokal sebagai tujuan akan meningkatkan performansi manusia. Keberhasilan pemberdayaan tersebut dicerminkan oleh prinsip dasar (basic principles), kemampuan konsultasi (consulting skills), perubahan organisasi (organizational change) dan interfensi performansi (performance intervention)
Gilley (1992) menjelakan bahwa ada 7 hal yang harus diramu dalam pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu : (a) Mengetahui program, materi, keterampilan, kebenaran dari apa yang mau diajarkan, (b) Seorang partisipan harus hadir dengan perhatian tehadap program, materi, subjek yang akan diikuti, (c) Bahasa yang digunakan sebagai media adalah bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak, (d) Informasi, kebenaran, atau kemampuan menjadi ahli harus dijelaskan secara jelas sehingga artinya dapat dimengerti, (e) Proses pengajaran (teaching process) harus dikembangkan dengan menggunakan fikiran partisipan untuk menangkap makna, (f) Proses pembelajaran (learning process) harus diturunkan dari pengertian sendiri dari suatu ide baru atau kebenaran menjadi suatu kebiasaan yang diperagakan menjadi kebiasaan baru, dan (g) Pengembangan yang terjadi harus direfleksikan melalui pengulangan kembali, berfikir kembali, reproduksi, dan mengaplikasikan materi, informasi, kebenaran, atau keterampilan yang telah dikomunikasikan
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses pengembangan kompetensi manusia dan menciptakan kondisi tertentu untuk menolong orang mengaplikasikan kompetensinya bagi keuntungan dirinya dan bagi orang lain (Rao, 1996).  Pengermbangan yang dimaksud meliputi pengembangan fisik, intelektual, emosi, sosial, moral, politik, spiritual dan lainnya.  Pengembang ini berlangsung secara terus menerus dan mengikuti perkembangan kebutuhan dan tantangan yang ada.
b)       Pengertian-pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).[1]
Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan:  pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI). ". Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga: lebih cepat; lebih luas sebarannya; lebih lama penyimpanannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi)
Sering disingkat dengan TI (teknologi informasi), IT (information technology), atau infotech. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi atau dikenal juga dengan istilah Telematika. (http://www.total.or.id/info.php?kk="teknologi_informasi")
Cukup banyak defenisi dari istilah ini, diantaranya adalah seperti yang disampaikan oleh Williams dan Sawyer (2003). Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video.
Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi (information system). Terutama dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya.
Salah satu ciri khusus dari bidang ilmu Teknologi Informasi adalah fokus perhatian bidang ilmu tersebut yang lebih bersifat aplikatif. Bidang ilmu teknologi informasi lebih mengarah pada pengelolaan data dan informasi dalam sebuah enterprise (perusahaan atau organisasi kerja lainnya), dengan pemanfaatan teknologi komputer dan komunikasi data serta lebih menekankan pada teknik pemanfaatan perangkat-perangkat yang ada untuk meningkatkan produktifitas kerja. Dalam perkembangannya sejalan dengan paradigma ekonomi baru, maka teknologi informasi menjadi senjata yang handal dalam meningkatkan komunikasi dan interaksi enterprise dengan stake holdernya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. (http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-indonesia)
yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah electronic based information technology yang dalam ujudnya hari ini dikenal sebagai komputer, internet, telepon rumah, telepon genggam, televisi, radio dan lain-lain. (http://www.lppm.itb.ac.id/bp/august/2001/suplement.htm)
teknologi informasi adalah bagian dari budaya barat yang acapkali berbenturan dengan kultur ketimuran. Masuknya akses informasi tanpa batas dari luar akan merubah perilaku baik secara positif maupun negatif. Dalam hal ini diperlukan filter sosial dan teknologi yang kuat untuk menahan nilai negatif yang dibawa oleh budaya asing tersebut (http://www.indonusa.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=view&id=850&Itemid=56)
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan (http://workshopteub.brawijaya.ac.id/artikel/peran.html)
Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian masalah (problem solving) sering kali bersifat komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologis. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional. Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral (http://www.gadjahmada.edu/new/?type=main&submenu=about&main_id=4)
B.     Tujuan
Adapun tujuan penyusunan karya tulis ini adalah :
1.      Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi persyaratan Penempatan Mutasi / Alih Tugas sebagai Calon Penyuluh BPTP, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
2.      Sebagai sumbang pikiran / gagasan, ide pendapat tentang pentingnya pengembangan profesionalisme bagi Penyuluh Pertanian dalam hal Menguasai Teknologi Informasi yang kaitannya TUPOKSI Penyuluh dalam menjawab tantangan di era informasi dan komunikasi saat ini.

 II.      PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH PERTANIAN MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI

A.   Kompetensi Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian, sebagai mitra kerja petani, bekerja dengan menganut azas demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat (SP3K, 2006).  Menurut Mardikanto (2009) peran/tugas penyuluh adalah edfikasi, yang merupakan akronim dari: edukasi, diseminasi informasi/ inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi
Singletary et all (2004) mengemukakan bahwa penyuluh pertanian memerlukan kemampuan untuk mempraktekkan pendidikan masyarakat, dengan mengunakan seperangkat kompetensi dasar.  Shim (2006) mengintroduksikan Model Kompetensi Penyuluh Texas, yang menjelaskan ada 6 kompetensi utama yaitu : (a) Efektivitas Pribadi (Personal Effctiveness), (b) Ahli Materi (Subject Matter Expertise), (c) Efektifitas Kelembagaan (Organizational Effectiveness), (d) Mengembangkan dan melibatkan orang lain, (f) Komunikator, dan (g) Orientasi Kegiatan.  Sebelumnya Cooper dan Graham (2001) mengidentifikasi 7 area kompetensi penyuluh di Arkansas yaitu: (a) perencanaan, implementsi dan evaluasi program, (b) hubungan masyarakat, (c) pengembangan personil dan profesional, (d) hubungan staff, (e) kemampuan pribadi, (f) tanggung jawab profesional, dan (f) budaya kerja.
Hoffmann (1999) dalam Mulder (2007) menekankan bahwa kompetensi : (a) lebih menekankan dengan apa yang dilakukan dibanding hanya sebuah konteks, (b) merupakan hasil dari apa yang dilakukan seseorang, bukan gambaran proses belajar seseorang, (c) mengukur kemampuan nyata seseorang dalam melakukan sesuatu, berdasarkan standar kinerja yang dapat diukur dan terpercaya, dan (d) mengukur apa yang dpat dilakukan seseorang pada titik dan waktu tertentu.
Kompetensi merupakan kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.  Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit kompetensi.  Tujuh kompetensi kunci adalah : (a) Mengkomunikasikan ide dan informasi, (b) Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasai informasi, (c) Merencanakan dan mengatur kegiatan, (d) Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok, (e) Menggunakan ide dan teknik matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan (g) Menggunakan teknologi.
 Hasil kajian Nuryanto (2008) menjelaskan bahwa untuk peningkatan kompetensi penyuluh layak dilakukan melalui (a) peningkatan efektifitas pelatihan melalui perencanaan sesuai kebutuhan dan didukung oleh widyaiswara yang profesional dan berkomitmen, (b) pengembangan diri penyuluh melalui peningkatan kemandirian belajar, (c) menumbuhkan dan mengembangkan motivasi dengan memberikan dorongan untk bekerja lebih berprestasi, memperjelas karir, sistem penghargaan sesuai dengan prestasi.
Dalam merespon tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang penyuluh pertanian memerlukan kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a) Menyiapkan, menyediakan dan menyajikan informasi, (b) Memenuhi kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c) Berorientasi agribisnis, (d) Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis, (e) Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f)  Komunikasi, psikologi dan stratifikasi sosial (humanistik egaliter), (g) Profesionalisme; tepat dan benar secara teknis, sosial, budaya dan politik, (h)  Akuntabilitas; mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak, dan (i) Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Menurut Menpan (2006) Kompetensi adalah spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaannya sesuai dengan persyaratan dunia kerja.  Kompetensi tersebut mencakup keterampilan melaksanakan pekerjaan rutin/ task skills, mengelola pekerjaaan/ task management skills, mengelola kemungkinan kejadian dalam pekerjaan/ contingency management skills, mengelola lingkungan bekerja yang berbeda /job role environment skills
Lebih lanjut dijelaskan perlu kompetensi kunci yang merupakan kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kompetensi suatu tugas pekerjaan.  Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit kompetensi.  Tujuh kompetensi kunci adalah : (a) Mengkomunikasikan ide dan informasi, (b) Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasai informasi, (c) Merencanakan dan mengatur kegiatan, (d) Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok, (e) Menggunakan ide dan teknik matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan (g) Menggunakan teknologi
B.   Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian
Pengembangan kinerja yang terus menerus dalam satu kelembagaan selalu menjadi isu menarik untuk diteliti, karena sangat strategis dalam menyesuaikan dengan kondisi yang ada.  Bagaimana pengembangkan dan mempertahankan keuntungan yang dimiliki dalam era persaingan yang ketat dan kondisi yang selalu berubah, membawa konsekwensi langsung terhadap perhatian kompetensi.  Kompetensi yang dimiliki penyuluh pertanian akan sangat berpengaruh dalam memberikan warna perubahan pada pelayanan terhadap petani dan pembangunan pertanian di masa mendatang, karena kompetensi akan menentukan bagaimana proses seseorang mendapatkan pengetahuan dan teori dan perbaikan kinerja pada setap tingkatan.
Miller (1990) menjelaskan ada tiga kompetensi penting yang saling berkaitan yaitu : (a) Kompetensi teknis (pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan), (b) Kompetensi profesional (pengetahuan dalam perencanaan, penyajian dan evaluasi), dan (c) Kompetensi personal (karakteristik personal dan perilaku yang berpengaruh terhadap proses)
Ellstrom (1997) dalam Mulder (2007) mengidentifikasi lima arti dari kompetensi sebagai atribut individu atau kapisitas potensi untuk menyukseskan penanganan pada situasi nyata yaitu : (a) kompetensi sebagai kualifikasi penerimaan pegawai untuk pekerjaan tertentu, (b) kompetensi yang digunakan bagi individu dalam menampilkan pekerjaannya, (c) kompetensi sebagai adaptasi atau (identifikasi kompetensi melalui kinerja untuk tugas tertentu yang tidak dapat mereka ganti atau tingkatkan), (d)kompetensi sebagai pengembangan (kompetensi sebagai kapaitas untuk merefleksikan dan berbuat), dan (e) perubahan orientasi kapasitas manusia (kompetensi sebagai pengetahuan rasional atau berdasarkan intuitif kontekstual).
Dalam merespon tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang penyuluh memerlukan kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a) Menyiapkan, menyediakan dan menyajikan informasi, (b) Memenuhi kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c) Berorientasi agribisnis, (d) Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis, (e) Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f)  Komunikasi, psikologi dan stratifikasi sosial (humanistik egaliter), (g) Profesinalisme; tepat dan benar secara teknis, sosial, budaya dan politik, (h)  Akuntabilitas; mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak, dan (i) Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Mulder (2001) menjelaskan unsur unsur utama dalam pengembangan kompetensi adalah: pendidikan dan pelatihan (diklat), penilaian kinerja, pendiikan yang terus menerus baik di dalam maupun di luar pekerjaan, pengembangan pribadi, pengelolaan pengetahuan, dan kepuasan konsumen.  Lebih lanjut Mulder mengidentifikasi delapan fungsi yang berkaitan dengan strategi kompetensi yaitu : (a) strategic, dengan proses lain seperti personal atau diklat dan kebijakan pembelajaran, (b) komunikatif, untuk mebuat tujuan dan harapan nyata, (c)penjajaran vertikal, meluruskan strategi organisasi dengan proses lainnya, (d) penjajaran horizontal, sinkronisasi dari instrumen personal, (e) dynamism, konsentrasi dalam pengembangan personil melalui profil kompetensi untuk membawa keberlanjutan pembelajaran, (f) pengembangan, penggunaan konsep kompetensi untuk membawa pengembangan personal pada berbagai tingkat organisasi, (g) employability, profil kompetensi dan arahan umum  dalam proyek pembelajaran dan cara kemampuan lapangan kerja, dan (h) peningkatan kinerja, memfasilitasi pengembangan perilaku sejalan dengan hasrat kinerja.
Dalam upaya mencapai kompetensi tersebut maka seorang penyuluh profesional tidak hanya dituntut mampu menyampaikan materi penyuluhan, tapi harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan penyampaiannya, sehingga sangat diperlukan kemampuan dalam memahami peserta.  Pemahaman tersebut sangat ditentukan oleh berbagai hal, sebagai upaya mencapai hasil yang sesuai dengan harapan sasaran.   Lebih lanjut Gilley (1990) menyebutkan ada 7 hukum yang perlu diperhatikan berkaitan dengan Pengembangan Individu (The Seven Laws of Individual Development) yaitu  (a) Berkenaan dengan Penyampai Materi (The law of Learning Specialist), (b) Berkenaan dengan Peserta (The law of Learner), (c) Berkenaan dengan Bahasa (The Law of Language), (d) Berkenaan dengan Materi (The Law of the Lesson), (e) Berkenaan dengan Proses Pengajaran (The law of Teaching Process), (f) Berkenaan dengan  Proses Pembelajaran (The Law of Learning Process), dan (g) Berkenaan dengan Pengulangan dan Aplikasi (The Law of Review and Application).
Badan SDM Deptan (2007) menyatakan bahwa penyuluh pertanian harus memiliki empat kompetensi, yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi metodologi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial
1)          Kompetensi Kepribadian; merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi sasaran penyuluhan dan berakhlak mulia.
2)          Kompetensi Metodologi; meliputi pemahaman terhadap sasaran penyuluhan, perencanaan, dan pelaksananan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan sasaran untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki.
3)          Kompetensi Profesional; merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum penyuluhan dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan struktur dan metodologi keilmuannya.
4)          Kompetensi Sosial; merupakan kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sasaran, sesama penyuluh, peneliti, dan pemangku kebijakan.
Pada tahun 1988 the International Board of Standards for Training Performance and Instructon mempublikasikasikan ada 14 kompetensi yang perlu dimiliki yaitu:
1)          Menganalisa informasi tentang materi pembelajaran
2)          Menyiapkan kebutuhan pembelajaran
3)          MenyIapkan dan mengatur kepercayaan penyampaian materi
4)          Mengelola lingkungan pembelajaran
5)          Meragakan kemampuan komunikasi yang efektif
6)          Meragakan kemampuan presentasi yang efektif
7)          Meragakan kemampuan dan teknik bertanya yang efektif
8)          Menanggapi dengan apresiasi terhadap kebutuhan peserta untuk mengklarifikasi umpan balik
9)          Menggerakkan dan memberikan memotivasi
10)       Menggunakan metoda yang tepat
11)       Menggunakan media dengan efektif
12)       Mengevaluasi performansi peserta
13)       Mengevaluasi proses pembelajaran
14)       Melaporkan informasi evaluasi
C.   Fungsi – fungsi Penyuluhan Pertanian
1)          Penyuluhan berfungsi memberikan jalan kepada petani untuk mendapatkan kebutuhan informasi tentang cara bertani atau teknologi baru untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya. Dengan demikian fungsi penyuluh adalah menimbulkankesadaran kepada petani agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2)          Penyuluhan berfungsi menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli. Hubungan antara petani dan para ahli dapat dijembatani oleh penyuluh yang secara langsung dapat menemukan dan menginvertarisasi serta membawa masalah tersebut sehingga pemecahannya dapat dilakukan oleh para ahli.
3)          Penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha dan penyesuai program nasional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh petani dan sebaliknya pemerintah dapat memperhatikan keinginan petani seperti peningkatan produksi. Sehingga pemerintah dapat membantu program tersebut dengan pengadaan saprodi dll.
4)          Penyuluhan berfungsi memberikan pendidikan dan bimbingan yang kontinyu kepada petani, berarti penyuluhan tidak akan berhenti karena yang diinginkan adalah pertanianyang baik, maju serta tangguh sesuai dengan perkembangan zaman.

D.   Teknologi Informasi Dalam Penyuluhan Pertanian
a)    Peranan TI Dalam Penyuluhan Pertanian
Pertanian merupakan sebuah sektor yang memilki peranan cukup penting dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar dalam penyediaan sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan  kehidupan. Selain itu di Indonesia sendiri sektor pertanianlah yang menjadi sektor andalan dan menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris, akibatnya banyak masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani.
Akan tetapi pengelolaan usaha tani di Indonesia itu masih bersifat tradisional, dan belum menggunakan teknologi yang tinggi. Akibatnya hal itu berdampak pada rendahnya produktivitas usaha tani yang dihasilkan. apalagi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, otomatis kebutuhan terhadap sektor pertanian dan tuntutan terhadap kebutuhan sandang, pangan, papan pun semakin meningkat, terlebih lagi kebutuhan akan pangan, karena jika tidak ada pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup dan bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara.
Memasuki era perdagangan bebas dan tren desentralisasi, pembangunan pertanian menghadapi berbagai tantangan, yaitu pemenuhan kecukupan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, serta penyediaan lapangan kerja melalui pengembangan usaha dan sistem agribisnis berdaya saing. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin besar terhadap sektor pertanian khusunya pangan, maka diperlukan adanya upaya pengembangan di berbagai sisi, termasuk pengembangan teknologi, sistem manajemen usaha tani, dan lain-lain. 
Pengembangan teknologi sangat berpengaruh sekali untuk menghasilkan efek-efek yang sinergis dalam menumbuhkan pertanian. Misalnya untuk membantu para petani indonesia yang mengolah lahannya dengan cara-cara tradisional dan belum menggunakan teknologi yang tinggi, para peneliti ini harus mencari cara apa dan teknologi informasi komunikasi apa yang cocok diterapkan dalam pertanian di masyarakat indonesia ini, sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka.intinya para peneliti maupun yang bergelut dalam bidang pertanian dapat menciptakan suatu teknlogi informasi dan komunikasi untuk bidang pertanian (informatika pertanian), yang dapat digunakan secara bersama meningkatkan kompetensi dan kemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi pengembangan bidang pertanian dalam arti luas di Indonesia.
Dengan demikian, untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani memerlukan berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan pemerintah; hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian. Sistem pengetahuan dan informasi pertanian tersebut dapat berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung terhadap sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Perkembangan jejaring pertukaran informasi di antara pelaku yang terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian. 
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta peran aktif berbagai institusi pemerintahan maupun nonpemerintahan (swasta dan LSM) dan masyarakat jaringan informasi bidang pertanian di tingkat petani diharapkan dapat diwujudkan. Akan tetapi para petani di indonesia sering sekali untuk mengakses teknologi yang ada yang telah dikembangkan oleh berbagai peneliti. Oleh karena itu disini diperlukan adanya peran penyuluh pertanian yang dapat mensoailisasikan tentang penggunaan teknologi yang dapat membatu dalam pengelolaan usaha tani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usaha tani yang lebih produktif dan efisien.
Oleh karena itu diperlukan tenaga penyuluh yang benar-benat kompeten untuk membantu menerpakan dan mengaplikasikan penggunaan teknologi ke para petani. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan multimedia yang begitu cepat maka akan berdampak pada peningkatan terhadap kualitas sumber daya tenaga penyuluh. Penyuluh pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain dari ilmu-ilmu mengenai pertanian. Oleh sebab itu para penyuluh juga harus mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka melakukan penyuluhan-penyuluhan. (http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-dan.html)
Sehingga pada akhirnya Penyuluhan berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/ keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.
Jadi, hubungan antara petani dan para ahli dapat dijembatani oleh penyuluh yang secara langsung dapat menemukan dan menginvertarisasi serta membawa masalah tersebut sehingga pemecahannya dapat dilakukan oleh para ahli. Jadi, peran penyuluh pertanian disini sangat penting bagi petani dalam mengembangkan usaha taninya.selain membawa teknologi informasi kepada para petani yang dapat digunakan untuk meningkatkan kulaitas usaha taninya, juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi antara pemerintah dan petani
Teknologi informasi sangat penting peranannya dalam penyuluhan, yaitu :
1)  Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam dunia penyuluhan pertanian adalah untuk menyampaikan informasi secara langsung dan pengetahuan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam membuat keputusan sehingga dengan menggunakan teknogi informasi yang ada seperti saaat ini para petani mudah untuk menerima informasi-informasi yang diberikan oleh para penyuluh.
2)  Dengan menggunakan teknologi informasi dalam penyuluhan dapat membantu menyelaraskan antara hasil pertanian dan kebutuhan pasar, serta menuju tercapainya perbaikan kualitas, produktifitas, dan meningkatkan pendeteksian harga.

b)         TI Sebagai Sarana Media Penyuluhan Pertanian
Teknologi informasi akan semakin penting peranannya dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Meskipun biaya yang dibutuhkan untuk membangun infrastuktur Nasional TIK besar, tetapi kerugian bila tidak melakukannya akan jauh lebih besar lagi.
Selain memberikan informasi, teknologi informasi juga dapat membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman sekarang tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi walaupun teknologi hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri ataupun mencari informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani, aktivitas penyuluhan pertanian menjadi berubah. Selain dari informasi yang disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri.
Kita perlu menentukan prioritas penerapan tekologi informasi di bidang pertanian agar memberikan hasil yang maksimal. Kita juga perlu membangun kemampuan untuk mengadaptasi, memelihara, melakukan penyesuaian dan mengkonfigurasi ulang solusi TIK yang ada agar menjawab kebutuhan di bidang pertanian.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku pertanian serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyeberluasan informasi, salah satu solusi ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan information and communication technologies (ICTs) yang untuk penyuluhan pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model ini dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga penelitian maupun maupun di universitas serta para manajer penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian saat ini juga menggunakan multiple information system bagi masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan ekonomi rumahtangga pedesaan.
Dengan adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi pertanian yang semakin advance dan membantu petugas penyuluhan pertanian dengan memainkan peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak-pihak atau otoritas terkait.
c)          Manfaat TI bagi Petani sebagai Pelaku Utama
Betapa berpengaruhnya teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan didalam bidang pertanian khususnya supaya mepermudah proses berjalannya pertanian dan meningkatkan hasil yang bekualitas. Petani kini tidak lagi terpuruk kedalam keterbelakangan dalam pembangunan pertanian dunia, tetapi petani bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang berkualitas dan modern.
Begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai aspek. Dalam dunia pertanian, teknologi informasi memberikan banyak manfaat yang sangat membantu dalam terbantuknya proses pembangunan pertanian. Harapan masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan pangan dapat terbantu dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam pertanian.
Dengan ini salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu “Memajukan kesejahteraan umum” akan terealisasikan dengan masyarakat yang adil dan makmur. Kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan berkembangnya sektor pertanian di Indonesia. Indonesia sebagai Negara agrari bisa menjadi panutan bagi Negara – Negara lain.
Harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat digunakan oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia agar produktivitas tani mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
d)         Manfaat TI Bagi Petani Sebagai Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Dalam dunia pertanian komunikasi sangatlah penting dalam membentuk jaringan antar petani maupun antar instansi yang mendukung pembangunan pertanian.Masalah produksi komoditas pertanian yang sama antar daerah yang menjadikan mutu harga dari komoditas hasil pertanian tersebut kini tidak lagi menjadi masalah karena adanya komunikasi yang terjalin antar petani di daerah lain. Sehingga petani dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam pengelolaan lahan pertaniannya. Begitu pun juga dengan masalah-masalah lain yang dapat di atasi dengan berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya.Maka dari itu, untuk mengelola usaha taninya, para petani memerlukan berbagai informasi di bidang pertanian, seperti: kebijakan pemerintah, hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, pengalaman petani lain, serta informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian. Sumber-sumber informasi tersebut bisa mereka dapatkan salah satunya dengan mengakses internet.

Dengan mengakses internet,para petani bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai pertanian. Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengetahui informasi terkini mengenai prospek pasar internasional yang berhubungan dengan sarana produksi dan produk pertanian. Namun, pemerintah wajib pula unutk memberikan penyuluhan kepada para petani dalam mewujudkan produksi serta produk-produk pertanian yang berkualitas.

Di dalam internet terdapat banyak sekali informasi-informasi yang tersedia. Baik dari berita, artikel, dan masih banyak lagi. Informasi yang tersedia berasal dari banyak sumber yang berbeda-beda. Begitu juga informasi tentang pertanian. Banyak informasi-informasi yang sudah tersedia di dunia maya ini. Internet memberikan infomasi kepada petani tentang cara penanaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan hewan, ramalan iklim, irigasi dan harga pasaran. Internet juga membantu petani dalam kooperasi.

Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet.

Teknologi Informasi juga berperan terhadap pemasaran hasil pertanian, berbagai macam bisnis saai ini sudah semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi. Pola bisnis konvensional sudah tidak terlalu sering dilakukan  dan cenderung bergerak ke arah bisnis dengan memasarkan produknya ke dunia maya seperti pemasaran melalui media web, transaksi online, bahkan pemasaran melalui jejaring sosial. Pemasaran produk pertanian melalui internet tentunya lebih ekonomis daripada secara konvensional. Para petani dapat dengan mudah mengetahui kebutuhan pasar.  Petani dapat mengkoordinasikan penanaman sehingga ketersediaan di pasar selalu ada dan stabil serta harga jual normal. Dengan berkomunikasi secara cepat, petani dapat menjual hasil pertaniannya secara cepat pula.

Permintaan terhadap produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan, dan akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pula.Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea  sudah banyak petani-petani yang memasdarkan hasil pertaniannya melalui internet. Mereka dapat memantau  pemasaran melalui website yang khusus dibuat untuk proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan hasil pertaniannya ke seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan cara transfer, maka sangat canggih, praktis, dan tentunya lebih ekonomis, serta efisien. Tak hanya untuk produksi. Ponsel, tanpa dukungan koneksi internet sekalipun, juga bisa digunakan untuk memudahkan petani memasarkan hasil pertanian.

e)            Peranan TI dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Indonesia yang Berkelanjutan
Indonesia merupakan Negara agraris dengan sumber daya alam yang tinggi, sehingga potensi pertanian di Indonesia sangat mendukung. Indonesia juga terbentang pada garis khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, kelimpahan sinar matahari yang cukup, tingkat kelembaban udara yang ideal, serta budaya masyarakat yang mencintai keanekaragaman hayati. Indonesia pun menjadi lirikan bagi negara-negara asing terutama pada sektor pertanian.

Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris. Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani.

Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut. Tahap demi tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.

Pada saat ini penguasaan terhadap teknologi informasi semakin menguat. Kini teknologi informasi merupakan hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. teknologi informasi diyakini sebagai alat pengubah untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan selanjutnya memperoleh manfaat yang sangat banyak dari teknologi informasi. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan penting dalam mewujudkan pertanian yang modern secara tepat waktu.

Teknologi informasi mempunyai peranan yang vital dalam segala bidang, salah satunya pada bidang pertanian. Maka dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik maka pertanian di Indonesia akan lebih maju.

Dunia pertanian pada zaman sekarang bergantung pada teknologi informasi baik dalam bentuk apapun. Petani Indonesia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian. Informasi-informasi tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada era informasi ini melalui media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas. Informasi-informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga tercapailah pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan tentang pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk pembangunan pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan. Teknologi informasi dan komunikasi membantu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil keputusan dalam sebuah peluang dan menghasilkan produk yang maksimal.

Sekarang kita berada pada era informasi dimana semua informasi apapun dapat kita peroleh dengan mudah melalui media-media pendukung informasi seperti internet, televisi, media cetak, dan lain-lain. Dalam hal ini dunia pertanian pun menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan.

f)               Pentingnya Penguasaan TI bagi Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian seyogyanya mampu menjembatani  antara layanan informasi melalui media on-line yang dikembangkan oleh kementrian pertanian dengan petani sebagai pengguna telnologi, dengan demikian kehadiran Cybex.go.id, semestinya disikapi sebagai tantangan baru bagi penyuluh pertanian untuk menguasai keterampilan computer dan  memanfaatkan internet. Sangat ironis apabila sampai terjadi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan sudah memanfaatkan dan bahkan mengelola layanan on-line, sedangkan  penyuluh pertaniannya masih asing dengan dunia internet.
Mengacu pada PERMENPAN NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008, Pasal 8, penyuluhan pertanian melalui website, merupakan salah satu tugas penyuluh pertanian terutama bagi penyuluh pertanian yang telah menyandang jabatan fungsional sebagai Penyuluh Pertanian Ahli. Jadi dalam hal pemanfaatan media on-line tugas penyuluh adalah mengelola informasi melalui media on line bukan hanya sekedar memanfaatkan informasi dari media on line.
Selain keterampilan dasar computer, pengelolaan informasi melalui media on-line membutuhkan keterampilan yang memadai diantaranya pengetahuan tentang peralatan koneksi internet, cara membuat website/blog, cara posting, editing, cara mempercantik tampilan website/bog dan keterampilan-keterampilan lain yang berdasar pada preferensi pembuat dan terutama preferensi pemanfaat layanan. Sepintas  keterampilan yang diperlukan seperti sulit dipelajari, kenyataanya semua dapat dipelajari sendiri. Namun proses pelatihan untuk mumpuni dalam menguasai teknologi ini juga perlu diikuti (http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-tantangan-baru-penyuluh.html)
Teknologi Informasi adalah suatu hal yang berhubungan dengan pengetahuan yang didapat manusia untuk memahami dan memberikan informasi dengan menggunakan teknologi yang ada sehingga prosesnya menjadi lebih cepat, luas, dll. Selain itu teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut dalam batas – batas ruang dan waktu.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informasi bagi Penyuluh Pertanian, karena selain memberikan informasi, teknologi informasi juga sangat membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman sekarang tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi walaupun hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri ataupun mencari informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani, aktivitas penyuluhan pertanian menajdi berubah. Selain dari informasi yang disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan informasi, salah satu solusi yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan information and communication technologies (ICTs) yang untuk penyuluhan pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian.
Model ini dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga penelitian maupun di universitas serta para manajer penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian saat ini juga menggunakan multiple information system bagi masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan ekonomi rumah tangga masyarakat pedesaan. yan digunakan seperti Multiple communication systemtelephone, wireless information system, off-talk communication, FAX, CATV, personal computer communication, video tex, satellite communication system, internet (EI-net), television telephone system.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informas bagi seorang penyuluh, karena TI merupakan salah satu sarana  yang pemanfaatannya  dalam penyuluhan pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi pertanian yang semakin advance dan membantu petugas penyuluhan pertanian dalam memainkan peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat menjalin kerjasama denganpihak-pihak atau otoritas terkait.
Satu hal vital terkait dengan penyuluhan yang juga perlu mendapatkan fokus perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam memberikan layanan penyuluhan adalah menumbuhkan dan membangun kolaborasi antara lembaga pemerintah (penyuluhan dan penelitian), pihak swasta dan universitas agar penyuluhan pertanian di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan petani dapat merasakan manfaat dari kegiatan penyuluhan pertanian.
 III.           KESIMPULAN
Seorang penyuluh profesional tidak hanya dituntut mampu menyampaikan materi penyuluhan, tapi harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan penyampaiannya.
Untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani memerlukan berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan pemerintah; hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian yang kesemuanya itu akan terakomodir apabila ada penguasaan IPTEK dan Teknologi Informasi.
Penyuluh Pertanian sebagai agen perubahan harus bisa berfungsi juga sebagai fasilitator dalam perubahan Sikap petani sebagai pelaku utama dan sekaligus pelaku usaha dalam hal menyampaikan informasi apapun yang berkaitan dengan pertanian melalui Teknologi informasi, untuk itu terlebih dahulu seorang Penyuluh sebelumnya harus bisa dan mampu menguasai Teknologi informasi.
Begitu cepatnya arus perubahan dan tingginya teknologi saat ini, sumber informasi yang didapatkan tidak hanya dari media cetak ataupun audio visual, peranan teknologi informasi melalui internet adalah saalah satu media sarana informasi dan pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar pembangunan pertanian dapat seperti apa yang diharapkan.
Teknologi Informasi harus dikuasai, sebagai salah satu bentuk pengembangan diri penyuluh dalam menghadapi tantangan di era globalisasi dan era informasi komunikasi saat ini untuk menjadi Penyuluh yang Kompeten dan professional dalam menjawab tantangan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan SDM Pertanian, Deptan.  2007.  Model Pengembangan Program Diklat CBT (Curriculum Base Training).  Badan Pengembangan SDM Deptan.  Jakarta.
Gilley Jerry W. and Steven A. Eggland.  1992.  Principles of Human Resource Development.  Addison-Esley Publishing Company Inc.  Massachuset
http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-dan.html
http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-tantangan-baru-penyuluh.html
Kartono, . 2012, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Membangun Penyuluhan Masa Depan yang Berkeadilan dan Menyejahterakan”, IPB Bogor, 22 Februari 2012

Mardikanto, Totok  2010.  Metoda Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat.  Untuk Akademisi, Praktisi, dan peminat Pemberdayaan Masyarakat.  Program Studi Penyuluhan Pembangunan/ Pemberdayaan Masyarakat.  Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.  Surakarta
Mulder, Martin. 2007.  Competence Development in Organisation: Its Use in Practice.  Paper Presented in the Annual Meeting of the AERA, Chicago.  

** Penulis adalah Penyuluh Pertanian pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP-Sumatera Utara)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar