**Oleh : Khasril Atrisiandy
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perubahan global, dimana sector pertanian mengalami dinamika yang luar biasa. Tantangan kegiatan penyuluhan di lapangan semakin berat, sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa berperan dengan baik akan semakin ditinggalkan oleh penguna tradisionalnya.
Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke desa-desa. Dalam era baru pertanian, penyuluh lapangan dituntut memiliki fungsi paling tidak dalam tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kondisi kemiskinan di masyarakat yang mayoritas adalah penduduk perdesaan yang mata pencahariannya di sector pertanian masih dijadikan sebagai indicator keberhasilan penyuluh dalam melaksanakan tugas. Belum lagi rendahnya produktivitas padi di tingkat petani yang hanya rata-rata 5,5 ton/ha, sedangkan hasil penelitian menunjukan 7-8 ton/ha. Banyak permasakahan dilapangan yang semuannya seakan menjadi tanggung jawab penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.
Permasalahan
lain seperti perubahan iklim, diversifikasi pangan, kemandirian petani juga
tidak terlepas dari peran seorang penyuluh di lapangan. Peran ini semakin jelas
setelah komitmen pemerintah melalui Kementerian Pertanian menetapkan
kesepakatan kinerja dengan menetapkan empat Kunci Sukses, yaitu: (1)
swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) diversifikasi pangan, (3) nilai
tambah, daya saing dan ekspor dan (4) kesejahteraan petani. Empat tujuan
pembanguanan pertanian ini merupakan output yang harus dicapai oleh berbagai
kegiatan penyuluhan di lingkup Kementerian Pertanian.
Penyuluhan
pertanian mempunyai peranan sangat strategis dalam pembangunan pertanian,
khususnya dalam mengembangkan kopentensi pelaku utama dan pelaku usaha di
bidang pertanian. Melalui peran penyuluh diharapkan masyarakat pertanian
sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi, teknologi, dan sumber daya
yang dimiliki sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraan. Fungsi kegiatan penyuluhan pertanian salah
satunya adalah membantu pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian dalam
menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang
dihadapinya dalam mengelola sumber daya yang ada. Untuk itu dalam mewujudkan
tujuan pembangunan pertanian yang semakin berat diperlukan penyuluh yang handal
dan professional (Kartono, 2012)
a)
Pengembangan SDM Penyuluh Pertanian
Model Penyuluhan
Pertanian ke depan harus berorientasi kepada Pengembangan SDM, sebagai faktor
penentu dan terselenggaranya kegiatan pembangunan. Penyuluhan Pertanian selama ini menunjukkan
hasil yang belum maksimal, karena sering mengabaikan aspek manusia, sebagai
pelaku utama dan penggerak bergulirnya roda pembangunan. Menurut Gilley (1992) pengembangan manusia (Human
Development) adalah pemantapan keterampilan dan kompetensi, dan peningkatan
tingkah laku manusia dalam organisasi untuk kegunaan personal dan professional
(individual development), komitmen
terhadap pemantapan profesi dalam organisasi (career development), dan peningkatan performansi agar kelembagaan
bisa lebih menguntungkan, lebif efisien, lebih efektif, dan memperbesar
keuntungan (organizational development). Menurut Rao (1996) Pengembangan Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu kunci pembangunan melalui peningkatan
produktivitas, dengan pengembangan aktivitas (perencanaan, kebijakan, program,
penataan struktur dan mekanisme)
Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah bagaimana upaya mengembangkan manusia di dalam organisasi. Lebih lanjut dia mendefinisikan bahwa Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah pengorganisasian kegiatan belajar yang diatur dalam
suatu organisasi sebagai upaya peningkatan performansi dan pertumbuhan
kepribadian dengan tujuan meningkatkan kualitas pekerjaan, individu dan
organisasi. (Gilley, 1992). Senada
denagan itu Lagan (1989) mendefinisikan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebagai integrasi penggunaan pelatihan dan pengembangan, pengembangan
organisasi, dan pengembangan karir sebagai upaya peningkatan efektifitas individu, kelompok, dan organisasi.
Pengembangan
manusia (Human Development) adalah pemantapan keterampilan dan
kompetensi, dan peningkatan tingkah laku manusia dalam organisasi untuk
kegunaan personal dan professional (individual
development), komitmen terhadap pemantapan profesi dalam organisasi (career development), dan peningkatan
performansi agar organisasi bisa lebih menguntungkan, lebif efisien, lebih
efektif, dan memperbesar keuntungan (organizational
development). (Gilley,1992)
Konsepsi
Sumberdaya Manusia meliputi: (a) Human
Resource Utilization: adalah
bagaimana penempatan dan penggunaan SDM dalam organisasi, (b) Human Resource Planning and Forecasting: adalah bagaimana peramalan
(fore casting) SDM masa yang akan
datang dan perencanaan dalam recruitment, seleksi, pelatihan, dan penyempurnaan karir, (c) Human
Resource Development: persiapan melalui kegiatan pembelajaran pada
pekerjaan sekarang (training) dan
tugas pekerjaan yang akan datang (development)
sebagaimana juga peningkatan kemampuan individu (education).
Misi Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah : (a) Menyediakan
pengembangan individu yang terfokus pada peningkatan performansi sehubungan
dengan tugas sekarang; (b) Menyediakan pengembangan karir yang terfokus pada
peningkatan performansi yang berhubungan dengan tugas yang akan datang; dan (c)
pengembangan organisasi yang akan mengoptimalkan pengunaan potensi manusia dan
peningkatan performansi manusia yang diukur melalui peningkatan kompetensi
organisasi dan keuntungan.
Menurut Lync dalam Jatnodiprodjo (1996) Pengembangan
Sumber Daya Manusia sebagai tenaga kerja (manpower development)
dilakukan dengan menyediakan peluang (opportunity) bagi tenaga kerja
untuk memotivasi mereka memiliki kemampuan sehingga berhasil menang dalam
merebut peluang. Rosenswig dalam Stolovitch (1992) menyatakan bahwa di negara berkembang
pemberdayaan dan pembangunan kapasitas lokal sebagai tujuan akan meningkatkan
performansi manusia. Keberhasilan pemberdayaan tersebut dicerminkan oleh
prinsip dasar (basic principles),
kemampuan konsultasi (consulting skills),
perubahan organisasi (organizational
change) dan interfensi performansi (performance
intervention)
Gilley (1992) menjelakan bahwa ada 7 hal
yang harus diramu dalam pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu :
(a) Mengetahui program, materi, keterampilan, kebenaran dari apa yang mau
diajarkan, (b) Seorang partisipan harus hadir dengan perhatian tehadap program,
materi, subjek yang akan diikuti, (c) Bahasa yang digunakan sebagai media
adalah bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak, (d) Informasi, kebenaran,
atau kemampuan menjadi ahli harus dijelaskan secara jelas sehingga artinya
dapat dimengerti, (e) Proses pengajaran (teaching
process) harus dikembangkan dengan menggunakan fikiran partisipan untuk
menangkap makna, (f) Proses pembelajaran (learning
process) harus diturunkan dari pengertian sendiri dari suatu ide baru atau
kebenaran menjadi suatu kebiasaan yang diperagakan menjadi kebiasaan baru, dan
(g) Pengembangan yang terjadi harus direfleksikan melalui pengulangan kembali,
berfikir kembali, reproduksi, dan mengaplikasikan materi, informasi, kebenaran,
atau keterampilan yang telah dikomunikasikan
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah
suatu proses pengembangan kompetensi manusia dan menciptakan kondisi tertentu
untuk menolong orang mengaplikasikan kompetensinya bagi keuntungan dirinya dan
bagi orang lain (Rao, 1996).
Pengermbangan yang dimaksud meliputi pengembangan fisik, intelektual,
emosi, sosial, moral, politik, spiritual dan lainnya. Pengembang ini berlangsung secara terus
menerus dan mengikuti perkembangan kebutuhan dan tantangan yang ada.
b) Pengertian-pengertian
Teknologi Informasi
Teknologi
Informasi (TI),
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology
(IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk
data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa
komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik,
dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).[1]
Dalam konteks
bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan: pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal,
informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis
kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah
artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana
penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum
memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi
(TI). ". Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah
generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem
informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.
Teknologi
Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara
mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga: lebih cepat; lebih
luas sebarannya; lebih lama penyimpanannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi)
Sering
disingkat dengan TI (teknologi informasi), IT (information technology), atau
infotech. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi atau
dikenal juga dengan istilah Telematika. (http://www.total.or.id/info.php?kk="teknologi_informasi")
Cukup banyak
defenisi dari istilah ini, diantaranya adalah seperti yang disampaikan oleh
Williams dan Sawyer (2003). Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data,
suara ataupun video.
Teknologi
informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi (information system).
Terutama dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya.
Salah satu ciri
khusus dari bidang ilmu Teknologi Informasi adalah fokus perhatian bidang ilmu
tersebut yang lebih bersifat aplikatif. Bidang ilmu teknologi informasi lebih
mengarah pada pengelolaan data dan informasi dalam sebuah enterprise
(perusahaan atau organisasi kerja lainnya), dengan pemanfaatan teknologi
komputer dan komunikasi data serta lebih menekankan pada teknik pemanfaatan
perangkat-perangkat yang ada untuk meningkatkan produktifitas kerja. Dalam
perkembangannya sejalan dengan paradigma ekonomi baru, maka teknologi informasi
menjadi senjata yang handal dalam meningkatkan komunikasi dan interaksi
enterprise dengan stake holdernya.
Teknologi
Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi
digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. (http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-indonesia)
yang dimaksud
dengan teknologi informasi adalah electronic based information technology yang dalam
ujudnya hari ini dikenal sebagai komputer, internet, telepon rumah, telepon
genggam, televisi, radio dan lain-lain. (http://www.lppm.itb.ac.id/bp/august/2001/suplement.htm)
teknologi
informasi adalah bagian dari budaya barat yang acapkali berbenturan dengan
kultur ketimuran. Masuknya akses informasi tanpa batas dari luar akan merubah
perilaku baik secara positif maupun negatif. Dalam hal ini diperlukan filter
sosial dan teknologi yang kuat untuk menahan nilai negatif yang dibawa oleh
budaya asing tersebut (http://www.indonusa.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=view&id=850&Itemid=56)
Dalam sejarah
perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi
percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media
telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah
teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik
bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan
pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media.
Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program
pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan
kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan
jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat
memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas
pendidikan (http://workshopteub.brawijaya.ac.id/artikel/peran.html)
Teknologi
informasi adalah bidang yang bersentuhan erat dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian masalah
(problem solving) sering kali bersifat komprehensif, melibatkan berbagai aspek
teknologis. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan teknologi informasi sering kali
bersentuhan dengan aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau
organisasional. Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi
untuk memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan
ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang memberikan pengetahuan
tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk berpikir
secara integral (http://www.gadjahmada.edu/new/?type=main&submenu=about&main_id=4)
B. Tujuan
Adapun tujuan
penyusunan karya tulis ini adalah :
1. Sebagai
salah satu syarat untuk melengkapi persyaratan Penempatan Mutasi / Alih Tugas sebagai
Calon Penyuluh BPTP, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
2. Sebagai
sumbang pikiran / gagasan, ide pendapat tentang pentingnya pengembangan
profesionalisme bagi Penyuluh Pertanian dalam hal Menguasai Teknologi Informasi
yang kaitannya TUPOKSI Penyuluh dalam menjawab tantangan di era informasi dan
komunikasi saat ini.
II.
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PENYULUH
PERTANIAN MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI
A. Kompetensi Penyuluh
Pertanian
Penyuluh pertanian,
sebagai mitra kerja petani, bekerja dengan menganut azas demokrasi, manfaat,
kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif,
kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat (SP3K,
2006). Menurut Mardikanto (2009)
peran/tugas penyuluh adalah edfikasi,
yang merupakan akronim dari: edukasi, diseminasi informasi/ inovasi,
fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi
Singletary et all
(2004) mengemukakan bahwa penyuluh pertanian memerlukan kemampuan untuk
mempraktekkan pendidikan masyarakat, dengan mengunakan seperangkat kompetensi
dasar. Shim (2006) mengintroduksikan
Model Kompetensi Penyuluh Texas, yang menjelaskan ada 6 kompetensi utama yaitu
: (a) Efektivitas Pribadi (Personal
Effctiveness), (b) Ahli Materi (Subject
Matter Expertise), (c) Efektifitas Kelembagaan (Organizational Effectiveness), (d) Mengembangkan dan melibatkan
orang lain, (f) Komunikator, dan (g) Orientasi Kegiatan. Sebelumnya Cooper dan Graham (2001) mengidentifikasi
7 area kompetensi penyuluh di Arkansas yaitu: (a) perencanaan, implementsi dan
evaluasi program, (b) hubungan masyarakat, (c) pengembangan personil dan
profesional, (d) hubungan staff, (e) kemampuan pribadi, (f) tanggung jawab
profesional, dan (f) budaya kerja.
Hoffmann (1999)
dalam Mulder (2007) menekankan bahwa kompetensi : (a) lebih menekankan dengan
apa yang dilakukan dibanding hanya sebuah konteks, (b) merupakan hasil dari apa
yang dilakukan seseorang, bukan gambaran proses belajar seseorang, (c) mengukur
kemampuan nyata seseorang dalam melakukan sesuatu, berdasarkan standar kinerja
yang dapat diukur dan terpercaya, dan (d) mengukur apa yang dpat dilakukan
seseorang pada titik dan waktu tertentu.
Kompetensi merupakan
kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas
pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut
terkandung pada setiap unit kompetensi.
Tujuh kompetensi kunci adalah : (a) Mengkomunikasikan ide dan informasi,
(b) Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasai informasi, (c) Merencanakan
dan mengatur kegiatan, (d) Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok, (e)
Menggunakan ide dan teknik matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan
(g) Menggunakan teknologi.
Hasil kajian Nuryanto (2008) menjelaskan bahwa
untuk peningkatan kompetensi penyuluh layak dilakukan melalui (a) peningkatan
efektifitas pelatihan melalui perencanaan sesuai kebutuhan dan didukung oleh
widyaiswara yang profesional dan berkomitmen, (b) pengembangan diri penyuluh
melalui peningkatan kemandirian belajar, (c) menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi dengan memberikan dorongan untk bekerja lebih berprestasi, memperjelas
karir, sistem penghargaan sesuai dengan prestasi.
Dalam merespon
tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang penyuluh pertanian
memerlukan kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a) Menyiapkan, menyediakan dan
menyajikan informasi, (b) Memenuhi kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c)
Berorientasi agribisnis, (d) Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis,
(e) Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f) Komunikasi, psikologi dan stratifikasi sosial
(humanistik egaliter), (g) Profesionalisme; tepat dan benar secara teknis,
sosial, budaya dan politik, (h)
Akuntabilitas; mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak,
dan (i) Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Menurut Menpan
(2006) Kompetensi adalah spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaannya sesuai dengan
persyaratan dunia kerja. Kompetensi
tersebut mencakup keterampilan melaksanakan pekerjaan rutin/ task skills, mengelola pekerjaaan/ task management skills, mengelola
kemungkinan kejadian dalam pekerjaan/ contingency
management skills, mengelola lingkungan bekerja yang berbeda /job role environment skills
Lebih lanjut
dijelaskan perlu kompetensi kunci yang merupakan kemampuan kunci atau generik
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kompetensi suatu tugas pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit
kompetensi. Tujuh kompetensi kunci
adalah : (a) Mengkomunikasikan ide dan informasi, (b) Mengumpulkan,
menganalisis dan mengorganisasai informasi, (c) Merencanakan dan mengatur
kegiatan, (d) Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok, (e) Menggunakan ide
dan teknik matematika, (f) Memecahkan persoalan/ masalah, dan (g) Menggunakan
teknologi
B. Pengembangan
Kompetensi Penyuluh Pertanian
Pengembangan kinerja
yang terus menerus dalam satu kelembagaan selalu menjadi isu menarik untuk
diteliti, karena sangat strategis dalam menyesuaikan dengan kondisi yang
ada. Bagaimana pengembangkan dan
mempertahankan keuntungan yang dimiliki dalam era persaingan yang ketat dan
kondisi yang selalu berubah, membawa konsekwensi langsung terhadap perhatian
kompetensi. Kompetensi yang dimiliki
penyuluh pertanian akan sangat berpengaruh dalam memberikan warna perubahan
pada pelayanan terhadap petani dan pembangunan pertanian di masa mendatang,
karena kompetensi akan menentukan bagaimana proses seseorang mendapatkan
pengetahuan dan teori dan perbaikan kinerja pada setap tingkatan.
Miller (1990)
menjelaskan ada tiga kompetensi penting yang saling berkaitan yaitu : (a)
Kompetensi teknis (pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan), (b) Kompetensi
profesional (pengetahuan dalam perencanaan, penyajian dan evaluasi), dan (c)
Kompetensi personal (karakteristik personal dan perilaku yang berpengaruh
terhadap proses)
Ellstrom (1997)
dalam Mulder (2007) mengidentifikasi lima arti dari kompetensi sebagai atribut
individu atau kapisitas potensi untuk menyukseskan penanganan pada situasi
nyata yaitu : (a) kompetensi sebagai kualifikasi penerimaan pegawai untuk
pekerjaan tertentu, (b) kompetensi yang digunakan bagi individu dalam
menampilkan pekerjaannya, (c) kompetensi sebagai adaptasi atau (identifikasi
kompetensi melalui kinerja untuk tugas tertentu yang tidak dapat mereka ganti
atau tingkatkan), (d)kompetensi sebagai pengembangan (kompetensi sebagai
kapaitas untuk merefleksikan dan berbuat), dan (e) perubahan orientasi
kapasitas manusia (kompetensi sebagai pengetahuan rasional atau berdasarkan
intuitif kontekstual).
Dalam merespon
tantangan ke depan maka menurut Slamet (2001), seorang penyuluh memerlukan
kompetensi dalam beberapa hal yaitu: (a) Menyiapkan, menyediakan dan menyajikan
informasi, (b) Memenuhi kebutuhan sasaran penyuluhan setempat, (c) Berorientasi
agribisnis, (d) Membina dan mengembangkan kelompok tani yang dinamis, (e)
Mendekatkan diri dan menghayati kebutuhan petani, (f) Komunikasi, psikologi dan stratifikasi sosial
(humanistik egaliter), (g) Profesinalisme; tepat dan benar secara teknis,
sosial, budaya dan politik, (h)
Akuntabilitas; mempertimbangkan biaya sesuai dengan hasil dan dampak,
dan (i) Memenuhi kebutuhan dan harapan petani.
Mulder (2001)
menjelaskan unsur unsur utama dalam pengembangan kompetensi adalah: pendidikan
dan pelatihan (diklat), penilaian kinerja, pendiikan yang terus menerus baik di
dalam maupun di luar pekerjaan, pengembangan pribadi, pengelolaan pengetahuan,
dan kepuasan konsumen. Lebih lanjut
Mulder mengidentifikasi delapan fungsi yang berkaitan dengan strategi
kompetensi yaitu : (a) strategic, dengan proses lain seperti personal atau
diklat dan kebijakan pembelajaran, (b) komunikatif, untuk mebuat tujuan dan
harapan nyata, (c)penjajaran vertikal, meluruskan strategi organisasi dengan
proses lainnya, (d) penjajaran horizontal, sinkronisasi dari instrumen
personal, (e) dynamism, konsentrasi dalam pengembangan personil melalui profil
kompetensi untuk membawa keberlanjutan pembelajaran, (f) pengembangan, penggunaan
konsep kompetensi untuk membawa pengembangan personal pada berbagai tingkat
organisasi, (g) employability, profil kompetensi dan arahan umum dalam proyek pembelajaran dan cara kemampuan
lapangan kerja, dan (h) peningkatan kinerja, memfasilitasi pengembangan
perilaku sejalan dengan hasrat kinerja.
Dalam upaya mencapai
kompetensi tersebut maka seorang penyuluh profesional tidak hanya dituntut
mampu menyampaikan materi penyuluhan, tapi harus mempunyai kecakapan dalam
penyiapan materi dan penyampaiannya, sehingga sangat diperlukan kemampuan dalam
memahami peserta. Pemahaman tersebut
sangat ditentukan oleh berbagai hal, sebagai upaya mencapai hasil yang sesuai
dengan harapan sasaran. Lebih lanjut
Gilley (1990) menyebutkan ada 7 hukum yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
Pengembangan Individu (The Seven Laws of
Individual Development) yaitu (a)
Berkenaan dengan Penyampai Materi (The
law of Learning Specialist), (b) Berkenaan dengan Peserta (The law of Learner), (c) Berkenaan
dengan Bahasa (The Law of Language), (d) Berkenaan dengan Materi (The Law of the Lesson), (e) Berkenaan
dengan Proses Pengajaran (The law of
Teaching Process), (f) Berkenaan dengan
Proses Pembelajaran (The Law of
Learning Process), dan (g) Berkenaan dengan Pengulangan dan Aplikasi (The Law of Review and Application).
Badan SDM Deptan
(2007) menyatakan bahwa penyuluh pertanian harus memiliki empat kompetensi,
yaitu : kompetensi kepribadian,
kompetensi metodologi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial
1)
Kompetensi Kepribadian; merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi sasaran penyuluhan dan berakhlak mulia.
2)
Kompetensi Metodologi; meliputi pemahaman terhadap sasaran penyuluhan,
perencanaan, dan pelaksananan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan sasaran untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang
dimiliki.
3)
Kompetensi
Profesional; merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum penyuluhan dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan struktur dan metodologi keilmuannya.
4)
Kompetensi Sosial;
merupakan kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sasaran, sesama penyuluh, peneliti, dan pemangku kebijakan.
Pada tahun 1988 the International Board of Standards for Training Performance and
Instructon mempublikasikasikan ada 14 kompetensi yang perlu dimiliki yaitu:
1)
Menganalisa
informasi tentang materi pembelajaran
2)
Menyiapkan kebutuhan
pembelajaran
3)
MenyIapkan dan
mengatur kepercayaan penyampaian materi
4)
Mengelola lingkungan
pembelajaran
5)
Meragakan kemampuan
komunikasi yang efektif
6)
Meragakan kemampuan
presentasi yang efektif
7)
Meragakan kemampuan
dan teknik bertanya yang efektif
8)
Menanggapi dengan
apresiasi terhadap kebutuhan peserta untuk mengklarifikasi umpan balik
9)
Menggerakkan dan
memberikan memotivasi
10)
Menggunakan metoda
yang tepat
11)
Menggunakan media
dengan efektif
12)
Mengevaluasi
performansi peserta
13)
Mengevaluasi proses
pembelajaran
14)
Melaporkan informasi
evaluasi
C. Fungsi – fungsi Penyuluhan Pertanian
1)
Penyuluhan berfungsi
memberikan jalan kepada petani untuk mendapatkan kebutuhan informasi tentang
cara bertani atau teknologi baru untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan
kesejahteraannya. Dengan demikian fungsi penyuluh adalah menimbulkankesadaran
kepada petani agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2)
Penyuluhan berfungsi
menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh
petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi
kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani
dalam usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan
pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/keadaan
tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli. Hubungan antara petani dan para
ahli dapat dijembatani oleh penyuluh yang secara langsung dapat menemukan dan
menginvertarisasi serta membawa masalah tersebut sehingga pemecahannya dapat
dilakukan oleh para ahli.
3)
Penyuluhan berfungsi
sebagai penyampai, pengusaha dan penyesuai program nasional agar dapat diikuti
dan dilaksanakan oleh petani dan sebaliknya pemerintah dapat memperhatikan
keinginan petani seperti peningkatan produksi. Sehingga pemerintah dapat
membantu program tersebut dengan pengadaan saprodi dll.
4)
Penyuluhan berfungsi
memberikan pendidikan dan bimbingan yang kontinyu kepada petani, berarti
penyuluhan tidak akan berhenti karena yang diinginkan adalah pertanianyang
baik, maju serta tangguh sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Teknologi Informasi Dalam Penyuluhan Pertanian
a) Peranan TI Dalam Penyuluhan Pertanian
Pertanian merupakan
sebuah sektor yang memilki peranan cukup penting dalam kehidupan manusia.
Karena inilah yang menjadi dasar dalam penyediaan sandang, pangan, dan papan
dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia sendiri sektor
pertanianlah yang menjadi sektor andalan dan menjadi tumpuan kehidupan
masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris, akibatnya
banyak masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani.
Akan tetapi pengelolaan usaha tani di Indonesia itu masih bersifat
tradisional, dan belum menggunakan teknologi yang tinggi. Akibatnya hal itu
berdampak pada rendahnya produktivitas usaha tani yang dihasilkan. apalagi
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, otomatis kebutuhan terhadap sektor
pertanian dan tuntutan terhadap kebutuhan sandang, pangan, papan pun semakin
meningkat, terlebih lagi kebutuhan akan pangan, karena jika tidak ada pangan,
masyarakat tidak akan dapat hidup dan bagus tidaknya ketahanan pangan suatu
negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara.
Memasuki era perdagangan bebas dan tren desentralisasi, pembangunan
pertanian menghadapi berbagai tantangan, yaitu pemenuhan kecukupan pangan,
peningkatan kesejahteraan petani, serta penyediaan lapangan kerja melalui
pengembangan usaha dan sistem agribisnis berdaya saing. Untuk memenuhi
tuntutan yang semakin besar terhadap sektor pertanian khusunya pangan, maka
diperlukan adanya upaya pengembangan di berbagai sisi, termasuk pengembangan
teknologi, sistem manajemen usaha tani, dan lain-lain.
Pengembangan teknologi sangat berpengaruh sekali untuk menghasilkan
efek-efek yang sinergis dalam menumbuhkan pertanian. Misalnya untuk membantu
para petani indonesia yang mengolah lahannya dengan cara-cara tradisional dan
belum menggunakan teknologi yang tinggi, para peneliti ini harus mencari cara
apa dan teknologi informasi komunikasi apa yang cocok diterapkan dalam
pertanian di masyarakat indonesia ini, sehingga nantinya akan meningkatkan
produktivitas dan daya saing mereka.intinya para peneliti maupun yang bergelut
dalam bidang pertanian dapat menciptakan suatu teknlogi informasi dan
komunikasi untuk bidang pertanian (informatika pertanian), yang dapat digunakan
secara bersama meningkatkan kompetensi dan kemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi bagi pengembangan bidang pertanian dalam arti luas di Indonesia.
Dengan demikian, untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani
memerlukan berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan pemerintah; hasil
penelitian dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi
terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk
pertanian. Sistem pengetahuan dan informasi pertanian tersebut dapat berperan
dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung terhadap sejumlah
besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi faktual di lapangan. Perkembangan jejaring pertukaran informasi di
antara pelaku yang terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem
pengetahuan dan informasi pertanian.
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta peran
aktif berbagai institusi pemerintahan maupun nonpemerintahan (swasta dan LSM)
dan masyarakat jaringan informasi bidang pertanian di tingkat petani diharapkan
dapat diwujudkan. Akan tetapi para petani di indonesia sering sekali untuk
mengakses teknologi yang ada yang telah dikembangkan oleh berbagai peneliti.
Oleh karena itu disini diperlukan adanya peran penyuluh pertanian yang dapat
mensoailisasikan tentang penggunaan teknologi yang dapat membatu dalam
pengelolaan usaha tani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usaha
tani yang lebih produktif dan efisien.
Oleh karena itu diperlukan tenaga penyuluh yang benar-benat
kompeten untuk membantu menerpakan dan mengaplikasikan penggunaan teknologi ke
para petani. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan multimedia yang
begitu cepat maka akan berdampak pada peningkatan terhadap kualitas sumber daya
tenaga penyuluh. Penyuluh pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi
dan komunikasi selain dari ilmu-ilmu mengenai pertanian. Oleh sebab itu para
penyuluh juga harus mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka
melakukan penyuluhan-penyuluhan.
(http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-dan.html)
Sehingga pada akhirnya Penyuluhan berfungsi untuk menjembatani
kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan
pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani
tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan pengetahuan dan
teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha
taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan
para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/ keadaan tanahnya dapat
disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.
Jadi, hubungan antara petani dan para ahli dapat dijembatani oleh
penyuluh yang secara langsung dapat menemukan dan menginvertarisasi serta
membawa masalah tersebut sehingga pemecahannya dapat dilakukan oleh para ahli.
Jadi, peran penyuluh pertanian disini sangat penting bagi petani dalam
mengembangkan usaha taninya.selain membawa teknologi informasi kepada para
petani yang dapat digunakan untuk meningkatkan kulaitas usaha taninya, juga
dapat dijadikan sebagai media komunikasi antara pemerintah dan petani
Teknologi informasi sangat penting peranannya dalam penyuluhan,
yaitu :
1) Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam dunia penyuluhan
pertanian adalah untuk menyampaikan informasi secara langsung dan pengetahuan
yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam membuat
keputusan sehingga dengan menggunakan teknogi informasi yang ada seperti saaat
ini para petani mudah untuk menerima informasi-informasi yang diberikan oleh
para penyuluh.
2) Dengan menggunakan teknologi informasi dalam penyuluhan dapat
membantu menyelaraskan antara hasil pertanian dan kebutuhan pasar, serta menuju
tercapainya perbaikan kualitas, produktifitas, dan meningkatkan pendeteksian
harga.
b)
TI Sebagai Sarana Media Penyuluhan Pertanian
Teknologi informasi akan semakin penting peranannya dalam mendukung
pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Meskipun biaya yang dibutuhkan untuk
membangun infrastuktur Nasional TIK besar, tetapi kerugian bila tidak
melakukannya akan jauh lebih besar lagi.
Selain memberikan informasi, teknologi informasi juga dapat
membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman sekarang tidak ada kegiatan
yang tidak menggunakan teknologi walaupun teknologi hanya sekedar mencari
informasi untuk diri sendiri ataupun mencari informasi yang akan disampaikan
kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani,
aktivitas penyuluhan pertanian menjadi berubah. Selain dari informasi yang
disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga kegiatan banyak
dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan kedisiplinan
terhadap diri petani itu sendiri.
Kita perlu menentukan prioritas penerapan tekologi informasi di
bidang pertanian agar memberikan hasil yang maksimal. Kita juga perlu membangun
kemampuan untuk mengadaptasi, memelihara, melakukan penyesuaian dan
mengkonfigurasi ulang solusi TIK yang ada agar menjawab kebutuhan di bidang
pertanian.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku
pertanian serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta pertimbangan
efektivitas dan efisiensi penyeberluasan informasi, salah satu solusi ditawarkan
dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan pengetahuan pertanian
adalah pemanfaatan information and communication technologies (ICTs)
yang untuk penyuluhan pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension”
yang merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital interactive
multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model ini
dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi
petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga penelitian maupun maupun di
universitas serta para manajer penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension”
penyuluhan pertanian saat ini juga menggunakan multiple information system bagi
masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan
ekonomi rumahtangga pedesaan.
Dengan adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian
diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam
menyediakan inovasi pertanian yang semakin advance dan membantu petugas
penyuluhan pertanian dengan memainkan peran yang mengkoordinasi unsur pertanian
di daerah agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak-pihak atau otoritas
terkait.
c)
Manfaat TI bagi Petani sebagai Pelaku Utama
Betapa berpengaruhnya teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan
didalam bidang pertanian khususnya supaya mepermudah proses berjalannya
pertanian dan meningkatkan hasil yang bekualitas. Petani kini tidak lagi
terpuruk kedalam keterbelakangan dalam pembangunan pertanian dunia, tetapi
petani bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan
pembangunan pertanian yang berkualitas dan modern.
Begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai aspek. Dalam dunia pertanian,
teknologi informasi memberikan banyak manfaat yang sangat membantu dalam
terbantuknya proses pembangunan pertanian. Harapan masyarakat luas dalam
memenuhi kebutuhan pangan dapat terbantu dengan adanya teknologi informasi dan
komunikasi dalam pertanian.
Dengan ini salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu “Memajukan
kesejahteraan umum” akan terealisasikan dengan masyarakat yang adil dan makmur.
Kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan berkembangnya sektor pertanian di
Indonesia. Indonesia sebagai Negara agrari bisa menjadi panutan bagi Negara –
Negara lain.
Harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat digunakan
oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia agar
produktivitas tani mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat pengembangan pertanian,
demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
d)
Manfaat TI Bagi Petani Sebagai Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Dalam dunia
pertanian komunikasi sangatlah penting dalam membentuk jaringan antar petani
maupun antar instansi yang mendukung pembangunan pertanian.Masalah produksi
komoditas pertanian yang sama antar daerah yang menjadikan mutu harga dari
komoditas hasil pertanian tersebut kini tidak lagi menjadi masalah karena
adanya komunikasi yang terjalin antar petani di daerah lain. Sehingga petani
dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam pengelolaan lahan pertaniannya.
Begitu pun juga dengan masalah-masalah lain yang dapat di atasi dengan
berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya.Maka dari itu, untuk mengelola
usaha taninya, para petani memerlukan berbagai informasi di bidang pertanian,
seperti: kebijakan pemerintah, hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu,
pengalaman petani lain, serta informasi terkini mengenai prospek pasar yang
berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian. Sumber-sumber informasi
tersebut bisa mereka dapatkan salah satunya dengan mengakses internet.
Dengan mengakses
internet,para petani bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai pertanian.
Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengetahui informasi terkini mengenai prospek
pasar internasional yang berhubungan dengan sarana produksi dan produk
pertanian. Namun, pemerintah wajib pula unutk memberikan penyuluhan kepada para
petani dalam mewujudkan produksi serta produk-produk pertanian yang
berkualitas.
Di dalam internet
terdapat banyak sekali informasi-informasi yang tersedia. Baik dari berita,
artikel, dan masih banyak lagi. Informasi yang tersedia berasal dari banyak
sumber yang berbeda-beda. Begitu juga informasi tentang pertanian. Banyak
informasi-informasi yang sudah tersedia di dunia maya ini. Internet memberikan
infomasi kepada petani tentang cara penanaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman
dan hewan, ramalan iklim, irigasi dan harga pasaran. Internet juga membantu
petani dalam kooperasi.
Internet memberi
informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian
pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan
para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga
bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di
pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan
informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan
pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Teknologi Informasi
juga berperan terhadap pemasaran hasil pertanian, berbagai macam bisnis saai
ini sudah semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi. Pola bisnis
konvensional sudah tidak terlalu sering dilakukan dan cenderung bergerak ke arah bisnis dengan
memasarkan produknya ke dunia maya seperti pemasaran melalui media web,
transaksi online, bahkan pemasaran melalui jejaring sosial. Pemasaran produk
pertanian melalui internet tentunya lebih ekonomis daripada secara
konvensional. Para petani dapat dengan mudah mengetahui kebutuhan pasar. Petani dapat mengkoordinasikan penanaman
sehingga ketersediaan di pasar selalu ada dan stabil serta harga jual normal.
Dengan berkomunikasi secara cepat, petani dapat menjual hasil pertaniannya
secara cepat pula.
Permintaan terhadap
produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti selagi manusia masih
membutuhkan pangan, dan akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat pula.Di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Jepang, dan Korea sudah banyak
petani-petani yang memasdarkan hasil pertaniannya melalui internet. Mereka
dapat memantau pemasaran melalui website
yang khusus dibuat untuk proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan hasil
pertaniannya ke seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan cara
transfer, maka sangat canggih, praktis, dan tentunya lebih ekonomis, serta
efisien. Tak hanya untuk produksi. Ponsel, tanpa dukungan koneksi internet
sekalipun, juga bisa digunakan untuk memudahkan petani memasarkan hasil
pertanian.
e)
Peranan TI dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Indonesia yang
Berkelanjutan
Indonesia merupakan
Negara agraris dengan sumber daya alam yang tinggi, sehingga potensi pertanian
di Indonesia sangat mendukung. Indonesia juga terbentang pada garis
khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, kelimpahan sinar matahari yang cukup,
tingkat kelembaban udara yang ideal, serta budaya masyarakat yang mencintai
keanekaragaman hayati. Indonesia pun menjadi lirikan bagi negara-negara asing terutama
pada sektor pertanian.
Pertanian merupakan
sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena
inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan
kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan
masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris. Akibatnya
banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani.
Dalam sektor
pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk keberhasilan produktivitas
usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk,
ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin meningkat.
Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat
hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi
indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus
bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut. Tahap demi
tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.
Pada saat ini
penguasaan terhadap teknologi informasi semakin menguat. Kini teknologi
informasi merupakan hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. teknologi
informasi diyakini sebagai alat pengubah untuk memperoleh kemudahan dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari dan selanjutnya memperoleh manfaat yang sangat
banyak dari teknologi informasi. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki
peranan penting dalam mewujudkan pertanian yang modern secara tepat waktu.
Teknologi informasi
mempunyai peranan yang vital dalam segala bidang, salah satunya pada bidang
pertanian. Maka dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik maka
pertanian di Indonesia akan lebih maju.
Dunia pertanian pada
zaman sekarang bergantung pada teknologi informasi baik dalam bentuk apapun.
Petani Indonesia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian.
Informasi-informasi tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada era
informasi ini melalui media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas.
Informasi-informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian
membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga tercapailah
pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan tentang
pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk pembangunan
pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan. Teknologi
informasi dan komunikasi membantu memberikan informasi yang relevan dan tepat
waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil keputusan dalam sebuah peluang
dan menghasilkan produk yang maksimal.
Sekarang kita berada
pada era informasi dimana semua informasi apapun dapat kita peroleh dengan
mudah melalui media-media pendukung informasi seperti internet, televisi, media
cetak, dan lain-lain. Dalam hal ini dunia pertanian pun menggunakan teknologi
informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan.
f)
Pentingnya Penguasaan TI bagi Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan
pertanian seyogyanya mampu menjembatani antara layanan informasi melalui
media on-line yang dikembangkan oleh kementrian pertanian dengan petani sebagai
pengguna telnologi, dengan demikian kehadiran Cybex.go.id, semestinya
disikapi sebagai tantangan baru bagi penyuluh pertanian untuk menguasai keterampilan
computer dan memanfaatkan internet. Sangat ironis apabila sampai
terjadi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan sudah
memanfaatkan dan bahkan mengelola layanan on-line, sedangkan penyuluh
pertaniannya masih asing dengan dunia internet.
Mengacu pada PERMENPAN NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008,
Pasal 8, penyuluhan pertanian melalui website, merupakan salah satu tugas
penyuluh pertanian terutama bagi penyuluh pertanian yang telah menyandang
jabatan fungsional sebagai Penyuluh Pertanian Ahli. Jadi dalam hal pemanfaatan
media on-line tugas penyuluh adalah mengelola informasi melalui media on line
bukan hanya sekedar memanfaatkan informasi dari media on line.
Selain keterampilan dasar computer, pengelolaan
informasi melalui media on-line membutuhkan keterampilan yang memadai
diantaranya pengetahuan tentang peralatan koneksi internet, cara membuat
website/blog, cara posting, editing, cara mempercantik tampilan website/bog dan
keterampilan-keterampilan lain yang berdasar pada preferensi pembuat dan
terutama preferensi pemanfaat layanan. Sepintas keterampilan yang
diperlukan seperti sulit dipelajari, kenyataanya semua dapat dipelajari
sendiri. Namun proses pelatihan untuk mumpuni dalam menguasai teknologi ini
juga perlu diikuti (http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-tantangan-baru-penyuluh.html)
Teknologi Informasi adalah suatu hal yang
berhubungan dengan pengetahuan yang didapat manusia untuk memahami dan
memberikan informasi dengan menggunakan teknologi yang ada sehingga prosesnya
menjadi lebih cepat, luas, dll. Selain itu teknologi Informasi merupakan suatu
teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses
penyaluran data/informasi tersebut dalam batas – batas ruang dan waktu.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informasi
bagi Penyuluh Pertanian, karena selain memberikan informasi, teknologi
informasi juga sangat membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman
sekarang tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi walaupun hanya sekedar
mencari informasi untuk diri sendiri ataupun mencari informasi yang akan
disampaikan kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media
informasi bagi petani, aktivitas penyuluhan pertanian menajdi berubah. Selain
dari informasi yang disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga
kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan
kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri.
Seiring dengan peningkatan kualitas
sumber daya petani dan pelaku pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan
komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan
informasi, salah satu solusi yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan
transfer teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan information
and communication technologies (ICTs) yang untuk penyuluhan pertanian
dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang merupakan penggunaan
jaringan on-line, computer dan digital interactive multimedia untuk
memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian.
Model ini dipandang sangat strategis
karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti
baik di lembaga penelitian maupun di universitas serta para manajer penyuluhan.
Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian saat ini juga
menggunakan multiple information system bagi masyarakat pedesaan untuk
mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan ekonomi rumah tangga
masyarakat pedesaan. yan digunakan seperti Multiple communication
systemtelephone, wireless information system, off-talk communication, FAX,
CATV, personal computer communication, video tex, satellite communication
system, internet (EI-net), television telephone system.
Pentingnya penguasaan Teknologi Informas
bagi seorang penyuluh, karena TI merupakan salah satu sarana yang pemanfaatannya dalam penyuluhan pertanian diharapkan dapat
meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi
pertanian yang semakin advance dan membantu petugas penyuluhan pertanian
dalam memainkan peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat
menjalin kerjasama denganpihak-pihak atau otoritas terkait.
Satu hal vital terkait dengan penyuluhan
yang juga perlu mendapatkan fokus perhatian dari pemerintah baik pusat maupun
daerah dalam memberikan layanan penyuluhan adalah menumbuhkan dan membangun
kolaborasi antara lembaga pemerintah (penyuluhan dan penelitian), pihak swasta
dan universitas agar penyuluhan pertanian di Indonesia dapat berkembang dengan
baik dan petani dapat merasakan manfaat dari kegiatan penyuluhan pertanian.
III.
KESIMPULAN
Seorang penyuluh
profesional tidak hanya dituntut mampu menyampaikan materi penyuluhan, tapi
harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan penyampaiannya.
Untuk mengelola usaha taninya dengan baik, petani memerlukan
berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan pemerintah; hasil penelitian
dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi terkini mengenai
prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian yang
kesemuanya itu akan terakomodir apabila ada penguasaan IPTEK dan Teknologi
Informasi.
Penyuluh Pertanian sebagai agen perubahan
harus bisa berfungsi juga sebagai fasilitator dalam perubahan Sikap petani
sebagai pelaku utama dan sekaligus pelaku usaha dalam hal menyampaikan
informasi apapun yang berkaitan dengan pertanian melalui Teknologi informasi,
untuk itu terlebih dahulu seorang Penyuluh sebelumnya harus bisa dan mampu menguasai
Teknologi informasi.
Begitu cepatnya arus perubahan dan tingginya
teknologi saat ini, sumber informasi yang didapatkan tidak hanya dari media
cetak ataupun audio visual, peranan teknologi informasi melalui internet adalah
saalah satu media sarana informasi dan pembelajaran bagi petani dan penyuluh
untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar pembangunan
pertanian dapat seperti apa yang diharapkan.
Teknologi Informasi harus dikuasai, sebagai salah satu bentuk
pengembangan diri penyuluh dalam menghadapi tantangan di era globalisasi dan
era informasi komunikasi saat ini untuk menjadi Penyuluh yang Kompeten dan
professional dalam menjawab tantangan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan SDM Pertanian, Deptan. 2007. Model
Pengembangan Program Diklat CBT (Curriculum
Base Training). Badan
Pengembangan SDM Deptan. Jakarta.
Gilley Jerry W. and Steven A.
Eggland. 1992. Principles
of Human Resource Development. Addison-Esley Publishing Company Inc. Massachuset
http://pertanianbutuhkomunikasi.blogspot.com/2011/06/peran-teknologi-informasi-dan.html
http://tatangkostaman.blogspot.com/2011/03/cyber-extension-tantangan-baru-penyuluh.html
Kartono, . 2012, Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional “Membangun Penyuluhan Masa Depan yang Berkeadilan dan Menyejahterakan”,
IPB Bogor, 22 Februari 2012
Mardikanto,
Totok 2010. Metoda Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat. Untuk Akademisi, Praktisi,
dan peminat Pemberdayaan Masyarakat.
Program Studi Penyuluhan Pembangunan/ Pemberdayaan Masyarakat. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
Mulder,
Martin. 2007. Competence Development in Organisation: Its Use in Practice. Paper Presented in the Annual Meeting of the
AERA, Chicago.
** Penulis adalah Penyuluh Pertanian pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP-Sumatera Utara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar